Aliansi al-Fath: Kami Tak Akan Duduk Diam Hingga Irak Aman dari Terorisme dan Kosong dari Bercokolnya Pasukan Asing

Share

POROS PERLAWANAN – Pemimpin Aliansi al-Fath di Parlemen Irak, Hadi al-Amiri, melawat ke Salahudin, menyusul serangan ISIS ke provinsi tersebut yang berujung pada gugurnya 11 personel al-Hashd al-Shaabi. Usai mengunjungi TKP, al-Amiri bertemu dan berdialog dengan sejumlah komandan keamanan.

Dinukil Fars dari al-Ahd, al-Amiri dalam statemennya menyampaikan belasungkawa atas syuhada yang gugur dalam melindungi Irak dari teroris.

“Kami mengikat janji dengan syuhada dan akan memegang teguh janji ini. Kami tak akan duduk diam hingga Irak bebas, merdeka, stabil, serta kosong daria teroris dan pasukan asing. Kami tidak akan menyimpang dari jalur ini. Kedaulatan nasional Irak akan terwujud sepenuhnya, dengan harga berapa pun,” tandas al-Amiri dalam statemennya.

Al-Hashd al-Shaaabi pada Sabtu 23 Januari malam lalu melaporkan, Brigade 22 organisasi ini telah membendung serangan besar ISIS di Salahudin. Dalam baku senjata berdarah itu, sedikitnya 11 personel al-Hashd al-Shaabi, termasuk Komandan Resimen III Abu Alya al-Hasanawi, gugur.

Setelah dari Salahudin, al-Amiri pun melawat ke Provinsi Diyala untuk menghadiri peringatan syahadah Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis.

Dalam pidatonya di acara tersebut, al-Amiri mengatakan, ”Republik Islam Iran, khususnya Syahid Soleimani, berperan penting dalam melindungi Irak dari terorisme. Fatwa ulama rujukan telah mengubah semua konsep serta mengganti kekalahan kita dengan kemenangan.”

“Sektarianisme menyiapkan lahan bagi terorisme. Sebab itu, kita mesti menyingkirkan sektarianisme sebelum menghancurkan terorisme. Kita sudah mampu membuat sistem keamanan tangguh untuk membasmi terorisme. Al-Hashd al-Shaabi akan bertahan untuk bahu-membahu dengan aparat keamanan dalam melindungi kesatuan dan kedaulatan negara,” lanjutnya.

Al-Amiri menekankan pentingnya hubungan hakiki antara biro intelijen dan rakyat. Ia berkata, tindakan-tindakan intelijen serius perlu diambil guna mencegah kembalinya terorisme ke Irak.