Antisipasi China yang Kian Kuat, NATO Tingkatkan Kewaspadaan

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa dalam rangka perencanaan strategis lembaga pimpinannya, kekuatan China yang terus meningkat mesti dipantau.

“Dalam konsep strategi terdahulu, China tidak menjadi objek pemantauan. Saya meyakini, perkembangan China adalah faktor utama untuk persekutuan dua sisi Samudera Atlantik. NATO mesti menyikap pertumbuhan China,” kata Stoltenberg saat berbicara di sebuah forum di Universitas Stanford.

“Oleh karena itu, saya berharap pertemuan para pemimpin negara anggota NATO di Brussels bisa menyepakati penyusunan konsep strategi baru, serta memfinalisasi agenda ini dalam pertemuan mendatang tahun depan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Presiden China Xi Jinping menyoroti kondisi keamanan yang tidak stabil dengan negara-negara lain. Untuk itu, ia menginstruksikan agar Militer China selalu siap siaga.

Menurut laporan South China Morning Post, Jinping dalam sebuah pertemuan mengatakan, ”Kondisi keamanan negara kita saat ini sedang goyah dan tidak meyakinkan.”

“Semua tentara harus berkoordinasi dan bersiap untuk persaingan. Tentara mesti siap sedia untuk menangani berbagai situasi sulit dan rumit kapan pun, serta membela hak kedaulatan nasional, keamanan, dan perluasan kepentingan,” imbuhnya.

Ketegangan antara China dan AS terkait Taiwan, Laut China Selatan, dan Hong Kong terus bertambah.

Washington secara rutin mengirim kapal perangnya ke Laut China Selatan. AS menganggapnya sebagai operasi kelautan bebas, serta mengklaim bahwa Beijing telah membatasi lalu lintas kapal-kapal dari negara lain di jalur perairan tersebut.

Di saat bersamaan, AS mengabaikan protes China terhadap tindakan tersebut.

Beijing memperingatkan, tindakan semacam ini bisa jadi berujung pada sebuah konfrontasi militer antara kedua negara. Namun tetap saja kapal-kapal perang AS kerap melintas di dekat pulau-pulau Laut China Selatan yang dilengkapi dengan sistem pertahanan China.