Ayah Tawanan Israel yang Ditembak Tentara Zionis: Putra Saya Tidak Terbunuh Secara Keliru, Tapi Dieksekusi

Share

POROS PERLAWANAN- Avi Shimriz, mengkritik keras Militer Israel setelah putranya ditembak oleh penembak jitu Israel kendati sudah mengibarkan bendera putih.

Diberitakan al-Alam, ayah Alon Shimriz itu mengatakan bahwa penembakan dan pembunuhan putranya oleh Militer Israel pada hari Jumat lalu di Gaza bukan sebuah kekeliruan, tapi merupakan eksekusi.

“Mereka (para tawanan) telah melakukan segalanya dengan benar. Mereka melepas baju dan mengibarkan bendera putih. Mereka berjalan di tengah jalan di siang bolong dan berteriak meminta bantuan. Namun para serdadu kita tidak tahu bagaimana cara mematuhi aturan penembakan,” kata Shimriz.

“Bahkan jika ia adalah teroris, kenapa ia ditembak seperti itu? Dia tidak mengenakan baju dan tak bersenjata. Kenapa bukan kakinya yang ditembak?”

Pada hari Jumat 15 Desember, Militer Rezim Zionis mengumumkan bahwa 3 tawanan Israel yang ditempatkan Hamas di al-Shujaiyeh, utara Gaza, telah keliru ditembak mati. Mereka adalah Alon Shimriz, Yotam Haim, dan Samer Talalka.

Sementara itu, Brigade al-Qassam memublikaskan video berisi pesan tawanan Israel yang ditujukan kepada Kabinet Rezim Zionis.

Salah seorang tawanan di video itu memperkenalkan dirinya sebagai Haiem Bery yang sudah berusia 79 tahun. Dia berkata,”Saya dan beberapa orang lanjut usia lain berada di sini. Semua mereka menderita penyakit-penyakit menahun. Kami adalah generasi yang berpartisipasi dalam membentuk Israel dan Militer. Kami tidak tahu kenapa kami dibiarkan begitu saja di sini.”

“Kau harus membebaskan kami dengan cara apa pun. Kami tidak ingin terbunuh dalam serangan udara. Bebaskan kami tanpa prasyarat apa pun. Jangan biarkan kami menua di sini,” kata Bery kepada Benyamin Netanyahu.

Video itu diakhiri dengan ketiga tawanan lanjut usia itu mengulang-ulang ucapan “jangan biarkan kami menua di sini.”