Bagi Iran Merdeka, Tak Ada Beda Siapa yang Menang di Pilpres AS

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Jubir Kemenlu Iran Saeed Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguannya, Senin 19 Oktober, menjawab sejumlah isu aktual, termasuk rumor bahwa Iran “lebih suka Joe Biden memenangi Pilpres AS”.

“Kalian mendengar bahwa negara itu ingin Trump menang, dan negara lain memilih Biden yang menang di Pilpres. Itu semua adalah spekulasi para analis berdasarkan asumsi mereka sendiri.”

“Bagi Iran yang merdeka, tidak ada perbedaan apakah Trump atau Biden yang menang. Tentu Trump melakukan kejahatan-kejahatan yang belum pernah dilakukan Biden. Kami akan mengambil keputusan berdasarkan apa yang terjadi di AS. Kami mengamati dengan cermat, tapi ini tak berarti kami ingin ini atau itu yang terjadi. Trump lebih tahu dari orang lain bahwa ia telah memerangkap dirinya dalam rawa,” jawab Khatibzadeh.

Jubir Kemenlu Iran juga menanggapi klaim Trump bahwa akan lebih sulit jika Iran menghendaki perundingan pasca Pilpres AS.

“Kami telah menjawab sikap Trump dan AS soal perundingan. Tidak akan ada yang berubah selama AS belum menyadari bahwa kebijakan dan programnya terhadap bangsa Iran sudah gagal. Kami menantikan mereka mengakui kekalahan, dan setelah itu kami akan memberi respons sesuai kejadian di masa mendatang,” paparnya.

Terkait berakhirnya embargo alutsista Iran pada 18 Oktober lalu, Khatibzadeh menyebutnya sebagai kemenangan bagi bangsa Iran dan Poros Perlawanan.

Menurutnya, apa yang terjadi pada 18 Oktober adalah lenyapnya embargo berusia 13 tahun dan dicabutnya resolusi-resolusi yang bahkan juga ditandatangani oleh sekutu Iran, seperti China dan Rusia.

“AS mengkhawatirkan kembalinya Iran ke pasar besar teknologi dan ekspor item-item persenjataan. Karena 90 persen kebutuhan pertahanan Iran diproduksi di dalam negeri. Iran lebih berpotensi untuk mengekspor ketimbang mengimpor senjata,” tandas Khatibzadeh.