Berdalih Demi Alasan Keamanan, Israel Bakal Tutup Masjid Aqsa Selama 16 Hari

Share

POROS PERLAWANAN– Dilansir Mehr, berbarengan dengan perang di Gaza dan kekhawatiran pimpinan Tel Aviv akan memanasnya situasi di Tepi Barat, juyga dengan dalih “mencegah serbuan kelompok radikal Zionis ke Masjid Aqsa”, Rezim Zionis akan menutup tempat suci tersebut selama 16 hari.

Menurut laporan al-Quds al-Arabi, Polisi Israel berencana menutup Masjid Aqsa mulai hari Kamis 28 Maret ini. Mereka mengeklaim bahwa motif tindakan ini adalah kekhawatiran akan situasi keamanan di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Langkah ini diambil untuk mencegah meluasnya bentrokan dan amarah publik di Quds dan Tepi Barat, terutama setelah warga Palestina dilarang melaksanakan ibadah iktikaf di Masjid Aqsa selama peringatan hari raya Yahudi Purim.

Perseteruan internal Rezim Zionis terlihat jelas dalam statemen dan aksi Kabinet Israel terkait pembatasan akses warga Palestina ke Masjid Aqsa selama bulan Ramadan.

Sebelum tibanya bulan Ramadan, Kanal 12 Israel membocorkan bahwa Menteri radikal Kabinet Netanyahu Itamar Ben-Gvir menyatakan, hanya orang-orang berusia di atas 70 tahun yang tinggal di Quds dan Tanah 1948 yang diizinkan memasuki Masjid Aqsa di bulan Ramadan. Sementara penduduk Tepi Barat sama sekali tidak boleh memasuki masjid tersebut.

Militer Israel dan Shin Bet memperingatkan bahwa kebijakan Ben-Gvir ini akan menyulut api di seluruh kawasan, serta kembali mengubah Masjid Aqsa sebagai tempat bersatunya rakyat Palestina.

IDF dan Shin Bet menginginkan pembatasan yang lebih ringan untuk masuknya warga Palestina ke Masjid Aqsa, yaitu mereka yang berusia 45 tahun ke atas. Sementara Polisi Israel mengumumkan bahwa hanya warga berusia 60 tahun ke atas yang boleh memasuki Masjid Aqsa.

Sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober, Rezim Zionis telah memberlakukan berbagai pembatasan untuk masuknya warga Palestina ke Masjid Aqsa. Meski demikian, ribuan warga Palestina tetap melakukan salat Jumat di Aqsa, untuk membuktikan kepada Israel bahwa mereka tidak akan mundur dari hak mereka beribadah di tempat suci tersebut.