Damaskus: Aksi AS Curi Minyak Mentah Suriah adalah Tindakan Pembajakan

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Damaskus mengutuk penjarahan minyak Suriah yang sedang berlangsung oleh Amerika Serikat, mendesak Washington untuk segera menarik pasukan ilegalnya dari negara yang dilanda perang itu.

Dalam sebuah posting di akun Twitter-nya pada Sabtu, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah mengecam “tindakan pembajakan dan upaya untuk kembali ke era kolonial” pencurian minyak mentah oleh militer AS dari Suriah dan transfernya ke negara tetangga Irak, menurut kantor berita resmi Suriah SANA.

Kementerian juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk tindakan tersebut dan mengakhirinya, sementara menekankan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.

Kementerian lebih lanjut menunjukkan bahwa Suriah berhak untuk menerima kompensasi dari AS untuk penjarahan sumber daya alamnya.

Perkembangan terakhir terjadi ketika pasukan AS mengintensifkan pencurian minyak mentah Suriah dari provinsi Hasakah selama beberapa minggu terakhir dengan bantuan militan yang disponsori AS dan dipimpin Kurdi yang berafiliasi dengan apa yang disebut Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Sebelumnya pada hari itu, SANA, mengutip sumber-sumber lokal di kota al-Ya’rubiyah, melaporkan bahwa konvoi 50 kapal tanker, sarat dengan minyak dari wilayah Jazira yang kaya energi, meninggalkan Suriah melalui perbatasan ilegal Mahmoudiya pada Jumat, dan menuju wilayah Irak.

Hal ini terjadi seminggu setelah militer AS menyelundupkan minyak curian Suriah ke wilayah Irak utara.

SANA melaporkan bahwa pasukan pendudukan Amerika, di bawah perlindungan kendaraan lapis baja, menggunakan 14 kapal tanker untuk menjarah sumber daya alamnya melalui penyeberangan perbatasan ilegal al-Waleed.

SANA menambahkan bahwa 85 kapal tanker militer AS telah menyelundupkan ribuan liter minyak mentah Suriah ke Irak utara melalui penyeberangan ilegal Mahmoudiya sehari sebelumnya.

Militer AS telah lama menempatkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah, dengan Pentagon berdalih bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu agar tidak jatuh ke tangan teroris ISIS.

Sebaliknya, Damaskus mengungkapkan bahwa tujuan sebenarnya AS mempertahankan pengerahan pasukannya, justru untuk menjarah sumber daya alam negara itu.

Hal ini sebagaimana pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang pada beberapa kesempatan mengakui bahwa pasukan Amerika berada di Suriah karena demi (menjarah) kekayaan minyak negara itu.