Dampak Pemogokan Massal atas Paris, Kota dengan 4.400 Ton Sampah yang Tak Kunjung Diangkut

Share

POROS PERLAWANAN – Kantor berita CNN dalam laporannya tentang Paris menulis bahwa adanya tumpukan sampah di Ibu Kota Prancis itu telah memicu kekhawatiran warga kota dan para politisi lokal. Mereka cemas onggokan sampah-sampah itu akan menambah jumlah tikus dan hewan pengerat lainnya.

Dilansir Fars, CNN memberitakan bahwa bersamaan dengan berlanjutnya pemogokan massal, Paris yang dijuluki sebagai “City of Lights” dihadapkan dengan problem menumpuknya sampah yang tak kunjung diangkut.

Pemogokan massal di Paris untuk menentang rencana reformasi gaji pensiun telah berdampak pada layanan pengangkutan sampah di kota tersebut. Ibu Kota Prancis berhadapan dengan onggokan sampah-sampah di sejumlah besar jalanan kota, termasuk jalan-jalan yang berdekatan dengan Menara Eiffel dan monumen Arc de Triomphe.

Jubir Kantor Wali Kota Paris mengatakan bahwa hingga Sabtu lalu saja, sekitar 4.400 ton sampah masih menunggu untuk dikumpulkan dan diangkut.

“Problem penumpukan sampah disebabkan oleh pemogokan. Truk-truk pengangkut sampah tidak bisa mengambil sampah di banyak titik kota, sebab tidak ada tempat untuk menaruhnya,” katanya.

Bertumpuknya sampah di Paris menyulut kekhawatiran kesehatan di tengah warga kota dan para politisi lokal. Wali Kota Distrik 17, Geoffroy Boulard mengatakan bahwa ia telah meminta dari Wali Kota Paris, Anne Hidalgo untuk mempekerjakan penyedia layanan swasta guna mengatasi problem ini. Boulard juga mencemaskan pertambahan jumlah tikus dan hewan pengerat.

Laporan CNN menyebutkan bahwa tong-tong sampah di jalanan Paris pada Sabtu lalu sudah penuh. Layanan kota seperti pengangkutan sampah turut terdampak sejak Selasa lalu akibat pemogokan massal, yang juga menyebabkan pembatalan dan penundaan jadwal pesawat terbang dan kereta api.

Pemogokan ini melumpuhkan penyulingan minyak, membuat sekolah-sekolah diliburkan, dan ribuan orang harus hidup tanpa listrik. Ibu Kota Prancis adalah yang paling terdampak, karena hampir 60 persen guru SD turut melakukan pemogokan.