Dewan Militer Niger: Statemen Macron Intervensi Nyata dalam Urusan Domestik Kami

Share

POROS PERLAWANAN – Dewan Militer sekaligus Pemerintah Niger pada Jumat 1 September merilis stateman yang mengecam pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Fars melaporkan bahwa Dewan Militer Niger menyebut pernyataan Macron sebagai campur tangan nyata dalam urusan dalam negeri Niger, juga merupakan upaya untuk menyulut perselisihan antarras. Dewan ini menyatakan bahwa Prancis menekan Masyarakat Ekonomi Negara-negara Barat Afrika (ECOWAS) untuk melanjutkan proyek imperialismenya.

“Tujuan Macron dan orang-orang sejenisnya adalah memicu kerusuhan dengan cara mengeklaim bahwa kudeta militer akan merembet ke Kawasan, juga menakut-nakuti para Presiden negara-negara Afrika tanpa memandang perbedaan masalah yang dihadapi negara-negara itu,” tegas Dewan Militer Niger.

Dewan Militer Niger menegaskan bahwa Presiden Prancis berniat menakut-nakuti negara-negara Afrika, terutama ECOWAS, dan memaksa mereka untuk menjalankan proyek penjajahan barunya.

Pertikaian kedua belah pihak, tandas Dewan Militer Niger, tidak berkaitan dengan hubungan rakyat Niger dan Prancis, namun berkenaan dengan kehadiran militer Prancis di Niger dan keharusan menciptakan hubungan yang dilandasi kepentingan serta penghormatan timbal balik.

Setelah berakhirnya tenggat 48 jam yang diberikan kepada Dubes Prancis untuk hengkang dari negara itu, Dewan Militer Niger pada Kamis lalu mencabut kekebalan diplomatik Dubes Prancis dan meminta Polisi untuk mengusirnya secara paksa.

Menyusul keputusan tegas ini, Macron mengumumkan bahwa Paris tidak mengakui Dewan Militer Niger. Ia bersikeras bahwa Dubes Prancis akan bertahan di Niger meski didesak untuk angkat kaki.

Tindakan pengamanan di sekitar Kedubes Prancis di Ibu Kota Niger, Niamey, semakin diperketat. Tak seorang pun yang diizinkan mendekati kawasan tersebut.

Presiden Niger, Mohammed Bazoum dikudeta pada 26 Juli oleh Pasukan Pengawal Kepresidenan karena dituding melakukan korupsi dan mengabaikan kondisi negara. Sekarang Bazoum beserta istri dan anaknya berstatus sebagai tahanan rumah.

Setelah Bazoum digulingkan dan Dewan Militer Niger pimpinan Abdourahmane Tchiani berkuasa, Masyarakat Ekonomi Negara-negara Barat Afrika (ECOWAS) atas tekanan AS dan Prancis menyatakan jika Militer Niger tidak segera mengembalikan Bazoum ke tampuk kekuasaan, ECOWAS akan melakukan intervensi militer di negara tersebut.

Dewan Militer Niger memperingatkan agar Prancis tidak melakukan intervensi dalam urusan dalam negerinya. Dewan ini menyebut Bazoum sebagai boneka Paris di Niger.