Diplomat Rusia: Sebagai Penjajah, Israel Tak Punya Hak Bela Diri

Share

POROS PERLAWANAN – Wakil Rusia di PBB, Vasily Nebenzya menyatakan bahwa operasi darat Israel bukan hanya akan membawa bencana bagi 2 juta warga Gaza, tapi juga bisa berujung kepada sebuah ledakan regional.

“Rusia meminta dari kedua belah pihak yang bersengketa di Israel dan Gaza untuk menghentikan pertumpahan darah, serta mengizinkan para mediator untuk bekerja demi meraih solusi diplomatik,” kata Nebenzya, diberitakan Fars.

Diplomat Rusia ini lalu menanggapi klaim Rezim Zionis bahwa pihaknya harus membalas Operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan Hamas. Nebenzya mengatakan, ”Israel dalam perang kali ini tidak punya hak membela diri, sebab ia adalah sebuah Pemerintahan Penjajah.”

Pada Selasa lalu, Nebenzya dalam sidang Dewan Keamanan PBB menyatakan, ”AS dan Israel ingin melenyapkan warga Gaza atau menelantarkan mereka di luar Gaza.”

Ia berpendapat, sekadar gencatan senjata kemanusiaan di Gaza tidak ada gunanya. “Waktu untuk tindakan temporer sudah berlalu. Prioritas sekarang adalah menghentikan pertumpahan darah dan pembantaian di Gaza,” tandasnya.

Menurutnya, Israel telah mengabaikan mayoritas suara di PBB untuk mengakhiri kekerasan. Ia mengecam Israel dengan berkata bahwa pelanggaran hukum internasional dengan dalih memerangi terorisme tidak bisa dibenarkan.

“Sebuah bencana kemanusiaan tengah terjadi di Gaza dan Tepi Barat, yang belum pernah kita lihat sebelum ini. Gaza diblokade total. Kawasan ini terpisah dari dunia dan tak seorang pun tahu apa yang terjadi di sana.”

Ia mengkritik Washington karena mencegah pengesahan resolusi gencatan senjata Gaza di Dewan Keamanan. “AS telah melumpuhkan Dewan Keamanan dan menghalanginya mengambil keputusan soal apa yang terjadi di Gaza,” kritik Nebenzya.