Hizbullah Gempur Tel Aviv: Awal Babak Baru Perang Lawan Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Setelah sekian lama menahan diri, Hizbullah tampaknya telah memasuki fase baru dalam pertempuran melawan rezim apartheid Israel, sebuah rezim yang menargetkan warga sipil dengan brutal. Dalam pernyataan terbarunya, Gerakan Perlawanan Islam Lebanon mengumumkan dimulainya babak baru serangan terhadap Israel di wilayah-wilayah pendudukan. Pusat Komando Operasi Hizbullah di Lebanon juga mengeluarkan imbauan kepada penduduk di beberapa kota di utara wilayah Pendudukan untuk segera meninggalkan tempat tinggal mereka demi keselamatan. Hizbullah menegaskan bahwa tentara Israel telah menggunakan rumah-rumah pemukim untuk keperluan militer dan mengelola operasi militer mereka dari sana, menjadikan lokasi-lokasi tersebut target sah bagi serangan Perlawanan.

Pernyataan Hizbullah juga memperingatkan bahwa permukiman di Haifa, Tiberias, Acre, dan kota-kota lain di utara Palestina yang Diduduki kini telah menjadi pangkalan militer, dan oleh karena itu, penduduk di wilayah tersebut harus segera mengungsi. Hizbullah tetap berkomitmen pada janji mereka kepada Syahid Hasan Nasrallah bahwa permukiman di utara Palestina yang diduduki akan tetap kosong sampai perang melawan Gaza dan Lebanon berakhir.

Serangan ke Tel Aviv: Awal dari Perang Besar

Humas Hizbullah Lebanon, Mohammed Afif menyatakan bahwa mengalahkan Israel adalah prioritas utama Hizbullah, dengan serangan terhadap Tel Aviv menjadi titik awal dari perang besar ini. Dalam konferensi pers yang membahas perkembangan terbaru di lapangan, terutama di garis depan Lebanon selatan, Afif menyinggung upaya propaganda dari media-media Lebanon yang menyebarkan berita dan rumor rezim Zionis dalam perang psikologis mereka. Ia menegaskan bahwa klaim Israel mengenai depot senjata Hizbullah adalah ilusi yang tidak lagi tersembunyi. Meski masih terlalu dini untuk membicarakan implikasi politik dari perang ini, Afif menegaskan bahwa fokus Hizbullah tetap pada mengalahkan musuh dan menghentikan agresi Israel.

Hizbullah juga menyoroti bagaimana rezim Zionis, dengan dukungan dari Amerika Serikat, telah menghalangi bantuan bagi mereka yang terjebak di bawah reruntuhan, khususnya di al-Marija, dan Dahiya. Selain itu, Afif mengutuk serangan terhadap pasukan UNIFIL di Lebanon selatan dan mempertanyakan sikap PBB dan komunitas internasional terhadap tindakan Israel yang membahayakan stabilitas Kawasan.

Perkembangan di Front Selatan Lebanon

Sebuah artikel di Rai al-Youm menyoroti pernyataan dari Kamar Operasi Hizbullah, yang memberikan gambaran jelas mengenai evolusi pertempuran di front selatan Lebanon. Artikel tersebut mencatat bagaimana Perlawanan berhasil memberikan pukulan telak pada Israel, yang gagal mencapai kemajuan di beberapa poros serangan. Pernyataan itu juga menekankan komunikasi yang kuat antara Komando Perlawanan dan pasukan di lapangan, menunjukkan bahwa Perlawanan tetap memegang kendali dan mengambil inisiatif.

Bagian penting dari pernyataan Hizbullah adalah pengumuman bahwa rumah-rumah di permukiman di utara Palestina kini digunakan sebagai pangkalan militer, yang menjadikannya target sah bagi serangan rudal dan drone Hizbullah. Kota-kota besar seperti Haifa, Tiberias, dan Acre telah menjadi sasaran utama Perlawanan, yang menunjukkan bahwa perang telah memasuki fase baru. Hal ini berbeda dengan klaim Israel yang menggunakan alasan ini untuk menghancurkan rumah-rumah sipil di Beirut, Dahiya, dan wilayah selatan Lebanon.

Tantangan Besar Bagi Israel

Rai al-Youm juga mencatat bahwa serangan Hizbullah menimbulkan tantangan besar bagi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya berjanji akan memulangkan pemukim ke wilayah utara dalam beberapa minggu. Kini, Israel menghadapi gelombang pengungsi yang semakin besar dari kota-kota utama seperti Acre, Haifa, dan Tiberias. Hizbullah tetap berpegang pada janji mereka kepada Sekretaris Jenderal Hizbullah bahwa pemukim tidak akan kembali ke utara sampai perang di Gaza dan Lebanon berakhir.

Rai al-Youm menulis bahwa perang kini telah memasuki tahap baru, dengan penggunaan serangan drone dan rudal skala besar oleh Perlawanan sebagai bukti nyata dari perubahan ini.

Operasi Hizbullah di Lebanon Selatan

Lebanon selatan kini menjadi medan pertempuran utama, di mana para pejuang Hizbullah berhasil memukul mundur tentara Israel yang berusaha maju ke wilayah-wilayah strategis. Tentara Israel juga mengakui bahwa mereka menghadapi serangan besar-besaran dari Hizbullah yang menggunakan rudal, drone, dan artileri. Pusat-pusat penting di utara Palestina seperti Keriot dan Acre telah dihantam rudal Hizbullah, sementara Israel gagal mencegat sebagian besar serangan drone yang datang dari Lebanon. Serangan ini bahkan mencapai Herzliya, dekat Tel Aviv, yang menyebabkan pemadaman listrik dan kepanikan di kalangan warga Israel.

Medan Pertempuran Lainnya

Selain Perlawanan di Lebanon, kelompok Perlawanan Islam Irak juga melancarkan serangan di Golan yang diduduki. Mereka menyatakan bahwa operasi ini dilakukan sebagai tanggapan atas serangan brutal Israel terhadap warga sipil di Gaza dan Lebanon. Di sisi lain, pangkalan-pangkalan militer Amerika di Irak juga menjadi sasaran serangan rudal oleh Kelompok-kelompok Perlawanan, yang menargetkan pangkalan gas Konico di Deir Ezzor.

Seiring dengan eskalasi konflik, pertempuran di Lebanon dan Palestina memasuki fase yang lebih intens. Israel kini dihadapkan pada perlawanan yang semakin kuat dan terorganisasi dari Hizbullah dan para sekutunya, sementara upaya militer Israel semakin terhambat oleh serangan-serangan balasan yang massif. Fase baru serangan ini mungkin menandai awal dari hilangnya Israel dari peta dunia. [PP/MT]