Laporan Media: Amerika Khawatirkan Meningkatnya Eskalasi Perang di Timur Tengah

Share

POROS PERLAWANAN – Media-media AS sedang membahas meningkatnya kekhawatiran Amerika mengenai eskalasi perang di Timur Tengah.

Meningkatnya kemungkinan kematian akibat perang di AS dan memburuknya situasi keamanan dari Samudera Hindia hingga Laut Merah dan membentang dari Irak, Suriah, Lebanon, sampai Palestina yang diduduki mewakili krisis luar negeri baru yang tidak diinginkan menjelang tahun terpilihnya kembali Presiden Joe Biden,” kata situs web CNN.

Jaringan tersebut menekankan bahwa hal ini menjadi cawan petri bagi tren geopolitik baru yang merupakan ujian tanpa akhir terhadap kemauan dan kredibilitas Amerika oleh musuh-musuhnya dan proksinya. Peringatan Israel bahwa perang melawan Hamas di Gaza akan berlangsung selama berbulan-bulan mengancam akan meningkatkan kemungkinan perang menjadi tidak terkendali dan menyeret AS terlibat semakin dalam.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa serangan dan eskalasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir tampaknya mendapatkan momentum yang mematikan, sehingga memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan lebih lanjut di Suriah dan Irak.

Serentetan insiden baru-baru ini menggarisbawahi potensi eskalasi perang yang berbahaya, mengungkapkan sejauh mana pasukan AS terpapar secara langsung dan membantu menjelaskan semakin mendesaknya permohonan Washington kepada Israel untuk mengurangi tensi perang di Gaza.

Pangkalan pendudukan Amerika di wilayah Irak dan Suriah telah menjadi sasaran lebih dari 110 serangan sejak 7 Oktober.

Laporan itu menambahkan bahwa situasi pasukan AS di Irak dan Suriah sangat berbahaya karena mereka mudah dijangkau oleh faksi-faksi Perlawanan. Batas antara respons proporsional dan pencegahan yang efektif semakin tipis. Serangan terhadap pangkalan udara tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana instalasi tersebut begitu rentan ditembus oleh drone. Dan permasalahan yang lebih mendalam saat ini adalah apakah serangan udara terbaru terhadap AS – yang dilancarkan oleh Irak sebagai tindakan permusuhan – berhasil mencegah serangan di masa depan.

CNN menjelaskan bahwa kemungkinan aksi militer di Timur Tengah adalah hal terakhir yang diharapkan oleh Biden – yang sudah banyak berinvestasi dalam upaya menyelamatkan Ukraina dari serangan Rusia – ketika tahun 2024 dimulai.

Sementara itu, majalah Responsible State Craft terbitan American Quincy Institute menggambarkan kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden pada tahun 2023 sebagai sebuah kegagalan.

Majalah tersebut menyoroti serangkaian kemunduran dan kerugian yang dialami AS di bawah kepemimpinan Biden, dengan alasan bahwa perkembangan ini bukan pertanda baik bagi Biden menjelang pemilihan presiden tahun 2024.