Industri Militer Iran: Dari Tudingan ‘Hasil Editan Photoshop’ hingga Permintaan Beli Negara-negara Besar

Share

POROS PERLAWANAN – “Setelah kemenangan Revolusi Islam, Iran menghadapi sanksi-sanksi militer. Namun para ilmuwan kita mengubah sanksi ini menjadi kesempatan. Sebelum Revolusi, kita mengimpor 90 persen produk-produk militer. Namun setelah Revolusi, kita memproduksi sendiri 90 persen produk yang kita butuhkan, yang semuanya berteknologi tinggi.”

Statemen di atas disampaikan oleh Wamenhan Iran, Reza Talaei Nik di sela-sela pembukaan pameran industri pertahanan-militer saat diwawancarai al-Alam.

Pameran industri pertahanan-militer ini dihadiri Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan Menhan, Mohammad Reza Ashteyani. Ini bukan pameran biasa, sebab pameran ini diadakan oleh sebuah negara yang menjadi sasaran embargo paling berat selama 4 dekade oleh AS dan Barat.

Embargo ini bahkan membuat Iran tidak bisa mendapatkan item-item nonmiliter yang berpotensi digunakan dalam industri militer. Embargo ini bertujuan untuk membuat rakyat Iran bertekuk lutut dan memaksa mereka untuk menyerah.

Satu hal yang perlu dicamkan adalah bahwa berlawanan dengan klaim Barat, pameran ini bukan sandiwara. Sebelum ini, mesin-mesin propaganda Barat-Zionis pernah satu kali menuding bahwa produk-produk militer Iran adalah impor. Satu kali mereka meledek bahwa itu adalah hasil editan Photoshop, dan kali ketiga produk-produk militer Iran tak lebih dari maket kayu.

Namun setelah sistem pertahanan udara Iran merontokkan Global Hawk milik AS, rudal-rudal Iran menghantam pangkalan Ayn al-Asad, dan ketidakmampuan musuh menyerang fasilitas nuklir Iran, barulah dusta dan propaganda Barat-Israel terungkap.

Iran dalam pameran ini memamerkan drone baru Mohajer-10, yang bisa terbang selama 24 jam nonstop di ketinggian 7.000 meter dan kecepatannya mencapai 210 km per jam. Drone ini juga bisa membawa berbagai jenis logistik dan bom seberat 300 kg, serta dilengkapi dengan sistem perang elektronik.

Guna membuktikan bahwa industri pertahanan Iran bahkan melampaui industri militer negara-negara maju, juga bukan hasil editan Photoshop, tapi merupakan produk yang diinginkan kekuatan-kekuatan besar, kita cukup menyebut statemen Komandan Pasukan Dirgantara IRGC, Amir Ali Hajizadeh. Ia mengatakan, ”Pada suatu waktu dahulu, kita tidak bisa berbicara dengan negara-negara besar, bahkan melalui beberapa mediator sekalipun. Namun sekarang mereka ingin membeli perangkat modern dan sistem pertahanan udara buatan Iran.”