Iran Bantah Adanya Pemasangan Kamera Pengawas IAEA pada Situs Nuklir Isfahan

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) telah menolak anggapan tentang adanya pemasangan kamera pengintai di situs nuklir di kota Isfahan, menekankan komitmen terhadap undang-undang anti-sanksi 2020.

Mohammad Eslami membuat pernyataan itu di sela-sela rapat Kabinet di Teheran pada Rabu, setelah seorang anggota parlemen Iran dilaporkan menuding bahwa AEOI telah mengizinkan pemasangan kamera milik Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di fasilitas nuklir Isfahan yang melanggar Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi.

“Ini tidak benar. Tidak ada situs di Isfahan yang akan memasang 100 kamera. AEOI akan bertindak berdasarkan Rencana Aksi Strategis,” katanya.

Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi telah disetujui oleh parlemen Iran pada Desember 2020 dalam upaya untuk melawan sanksi ilegal yang dijatuhkan terhadap Iran oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Rencana tersebut mengharuskan Pemerintah Iran untuk membatasi inspeksi IAEA dan mempercepat pengembangan program nuklir negara di luar batas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan nuklir yang ditinggalkan AS pada 2015.

Di bawah undang-undang tersebut, beberapa kamera pengintai nuklir, yang operasinya dianggap di luar kewajiban Iran berdasarkan perjanjian perlindungan, telah dicabut dari pembangkit nuklir negara itu.

“Tindakan AEOI sedang dikoordinasikan dan dilakukan sejalan dengan pemahaman yang dicapai dengan IAEA pada bulan Maret mengenai kelanjutan kontak dengan Badan tersebut, yang merupakan salah satu persyaratan perjanjian pengamanan dan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT),” kata Kepala nuklir Iran.

“Langkah-langkah Iran berada dalam kerangka perjanjian pengamanan. Kriteria tindakan Iran… adalah Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi.”

Kembali pada Maret, Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi melakukan kunjungan dua hari ke Teheran yang Iran dan IAEA menggarisbawahi pentingnya keterlibatan positif bilateral.

Dalam pernyataan bersama, kedua belah pihak sepakat bahwa interaksi bilateral akan dilakukan dalam semangat kolaborasi, dan sepenuhnya sesuai dengan kompetensi IAEA serta hak dan kewajiban Iran berdasarkan perjanjian pengamanan komprehensif.