Iran, Rusia dan China Kompak Kutuk Sanksi Ekonomi Besar-besaran AS terhadap Suriah untuk Gulingkan Assad

Share

POROS PERLAWANAN – Iran, Rusia, dan China mengecam AS karena menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Damaskus, yang menurut Washington dirancang untuk memberikan lebih banyak tekanan pada ekonomi Suriah dan mencegah Damaskus meraih kemenangan dalam perang melawan militan yang didukung asing, Press TV melaporkan.

Berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa, Duta Besar AS untuk PBB, Kelly Craft mengatakan bahwa tindakan pembatasan baru akan dijatuhkan pada Suriah berdasarkan apa yang disebut Undang-Undang Perlindungan Sipil Suriah.

Undang-Undang tersebut, yang ditandatangani oleh Presiden AS, Donald Trump pada Desember lalu, memberikan sanksi terhadap hampir semua kegiatan ekonomi dan perdagangan Suriah, serta pejabat Pemerintah negara itu.

Washington akan menerapkan langkah-langkah untuk “mencegah rezim Assad dari mengamankan kemenangan militer,” kata Craft, menambahkan bahwa “Tujuan kami adalah untuk menghilangkan pendapatan rezim Assad.”

Menanggapi komentar Craft, pada pertemuan yang sama, Perwakilan Rusia untuk AS, Vasily Nebenzia, yang negaranya adalah sekutu Damaskus dalam pertempuran kontra-terorisme, mengecam Washington karena secara terbuka menegaskan “bahwa tujuan dari langkah-langkah ini adalah untuk menggulingkan otoritas sah Suriah…”

Menurut Nebenzia, sanksi AS dan sanksi Uni Eropa yang diperpanjang pada bulan Mei, tidak hanya melumpuhkan ekonomi Suriah, tetapi juga menghambat bantuan kemanusiaan.

Pada gilirannya, Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun menyoroti sifat tidak manusiawi dari larangan yang menargetkan ekonomi Suriah itu, menambahkan bahwa Suriah sudah dalam kondisi sangat lemah akibat agresi oleh militan yang disponsori asing.

“Saat negara-negara yang rentan seperti Suriah sedang berjuang dengan pandemi (virus Corona), memberlakukan lebih banyak sanksi sama sekali tidak manusiawi dan dapat menyebabkan bencana tambahan,” tambah Zhang.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia Sputnik sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga meningkatkan alarm pada upaya Washington untuk meningkatkan tekanan ekonominya pada Suriah, mengatakan bahwa “Amerika melakukan yang terbaik untuk mengacaukan Kawasan”.

“Kami prihatin dengan perkembangan politik dan ekonomi tertentu di Suriah. Upaya Amerika Serikat untuk memaksakan tekanan lebih lanjut, tekanan ekonomi … pada Suriah. Hal Ini mengorbankan orang-orang Suriah. Kita harus memastikan bahwa Amerika Serikat, [yang] telah melakukan segalanya untuk mengacaukan kawasan kami dan Suriah, tidak akan mencapai tujuannya,” tegas Zarif.

Diplomat top Iran itu menyoroti hubungan ekonomi yang kuat antara Teheran dan Damaskus, berjanji bahwa Iran dan sekutunya akan bekerja untuk lebih memperluas kerja sama ekonomi dengan Suriah.