Jajak Pendapat Terbaru Ungkap Mayoritas Warga AS Enggan Berperang untuk Negara Mereka

Share

POROS PERLAWANAN – Sebuah hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa warga AS tidak akan bergegas untuk bergabung dengan Militer bahkan jika terjadi perang sekalipun. Hasil ini mencuat di saat AS dalam beberapa tahun terakhir berusaha memenuhi batas kuota perekrutan serdadu, namun masih jauh dari target hingga ribuan orang.

Diberitakan Fars, jajak pendapat Echelon Insights menunjukkan bahwa jika terjadi perang besar, 72 persen orang AS tidak berminat untuk mengabdi secara sukarela di Militer AS. Hanya 21 persen audiens yang siap bergabung ke Militer AS jika kondisi demikian terjadi.

Menurut laporan Sputnik, jajak pendapat ini dilakukan antara 23 hingga 26 Oktober, atau 2 pekan setelah dimulainya Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel dan di tengah keberadaan Pasukan Khusus AS di Asia Barat.

Berdasarkan laporan ini, sebuah riset yang disokong Kemenhan AS dan Universitas Alabama menunjukkan bahwa 24 serdadu veteran AS melakukan bunuh diri setiap hari. Proses perekrutan serdadu yang tidak berjalan lancar membuat kapasitas Militer AS semakin mengecil dibandingkan era mana pun sejak 1940.

Menanggapi kian memanasnya perang antara Hamas dan Israel di Gaza, beberapa waktu lalu Pentagon mengumumkan telah menyiagakan 2 ribu serdadunya. Menurut Pentagon, Menhan AS telah menyiagakan personel dan sejumlah satuan agar bisa bereaksi cepat terhadap situasi keamanan di Timteng.

Dengan dalih potensi bahaya terhadap pasukan AS di Asia Barat menyusul pecahnya perang antara Palestina dan Israel, Pemerintahan Joe Biden telah mengirim 2 kapal induk ke Kawasan. AS juga mengirim kapal selam nuklir ke kawasan operasi CENTCOM.

Pengerahan pasukan militer ini memicu reaksi keras di Timteng. Dalam pidato tanggal 3 November lalu, Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah memperingatkan Washington soal ancaman terhadap Hizbullah. Ia menegaskan bahwa Pasukan Perlawanan siap menghadapi kapal-kapal AS.