Kebakaran Jenggot Saksikan Kembalinya Suriah ke Liga Arab, AS Perpanjang Status ‘Darurat Nasional’ atas Damaskus

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden AS, Joe Biden memperpanjang selama satu tahun darurat nasional yang diumumkan sehubungan dengan Suriah, ketika Washington tampak marah atas kembalinya Damaskus ke Liga Arab setelah lebih dari satu dekade.

Dalam siaran pers pada Senin, Gedung Putih mengatakan Biden mengambil tindakan “untuk menghadapi ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat yang dibentuk oleh [Suriah]”.

“Saya melanjutkan selama 1 tahun keadaan darurat nasional yang diumumkan sehubungan dengan tindakan Pemerintah Suriah,” Gedung Putih mengutip ucapan Presiden AS.

Pada Mei 2004, Presiden George W. Bush saat itu menandatangani Executive Order 13338, yang mengklasifikasikan perilaku Pemerintah Suriah sebagai keadaan darurat nasional. Presiden penerusnya secara berturut-turut memperpanjang klasifikasi tersebut setiap tahun, mengutip alasan palsu.

Di bawah keputusan Biden, darurat nasional AS di Suriah akan tetap berlaku hingga Mei 2024.

Perkembangan itu terjadi satu hari setelah Liga Arab, sebuah organisasi antarpemerintah negara-negara Arab yang beranggotakan 22 orang, setuju untuk menyambut kembali Suriah.

Kembalinya Suriah ke organisasi tersebut berarti Damaskus dapat melanjutkan partisipasinya dalam pertemuan Liga Arab, mengonsolidasikan dorongan regional untuk menormalkan hubungan dengan peymerintah Presiden Bashar al-Assad.

Sementara itu, AS telah menyuarakan kemarahannya atas kembalinya Suriah ke Liga Arab. “Kami tidak percaya bahwa Suriah pantas diterima kembali ke Liga Arab saat ini, dan ini adalah poin yang telah kami jelaskan dengan semua mitra kami,” kata Jubir Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel.

Sejak Maret 2011, Suriah dicengkeram oleh aksi militansi dan penghancuran yang didukung oleh AS dan sekutunya.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pasukan Pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, telah berhasil memenangkan kembali kendali atas hampir semua wilayah negara dari kelompok teroris.

Militer AS telah menempatkan pasukan dan peralatannya di timur laut Suriah, mensponsori teroris ISIS dan menjarah sumber daya alam negara itu. Washington juga telah memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran terhadap Suriah.