Keluarga para Tawanan Israel Sebut Serangan ke Rafah ‘Perangkap Maut’

Share

POROS PERLAWANAN-Diberitakan al-Alam, lebih dari 600 orang dari keluarga para tawanan Israel yang ditahan Hamas mengirim surat kepada Menteri Perang Yoav Gallant dan Kepala Staf Umum Militer Israel Herzi Halevi. Dalam surat tersebut, mereka mendeskripsikan serangan ke Rafah sebagai “perangkap maut” dan mendesak agar Israel tidak melakukan serangan darat ke kawasan tersebut.

“Kami tidak percaya kepada kalian, sebab sejumlah keputusan militer, seperti serangan darat ke kawasan Hamad di Khan Younis, dilatarbelakangi motif-motif politis,” lapor Maariv mengutip isu surat tersebut.

Dirjen WHO Tedros Adhanom pada hari Sabtu kemarin mengunggah cuitan di medsos X dan memperingatkan kembali Tel Aviv soal rencana serangan ke Rafah. Menurut Adhanom, tindakan ini akan menyebabkan “banjir darah.”

Akhir-akhir ini, Israel mendapat tekanan masyarakat internasional soal eksekusi serangan ke Rafah. Namun dengan adanya semua peringatan dari berbagai pihak ini, Wall Street Journal mengutip dari para pejabat Mesir bahwa Israel telah memberikan waktu sepekan kepada Hamas untuk menyepakati gencatan senjata di Gaza. Jika tidak, Tel Aviv akan memulai serangan darat ke Rafah.

Sebelum ini, Menteri Keamanan Domestik Israel Itamar Ben-Gvir berkata bahwa Netanyahu berjanji Israel akan menyerang Rafah dan tidak menghentikan perang.

“Netanyahu juga berjanji kepada saya bahwa Israel menolak kesepakatan yang tidak relevan,” ujar Menteri radikal itu, al-Jazeera melaporkan.

“Saya sudah memperingatkan Netanyahu soal konsekuensi jika perang dihentikan dan Rafah tidak diserang. Dia memahami konsekuensi-konsekuensinya.”

Sehubungan dengan serangan darat ke Rafah di selatan Gaza, Netanyahu mengatakan, ”Entah kita mewujudkan kesepakatan tentang gencatan senjata dan pertukaran tawanan atau tidak, pasukan kita akan masuk ke Rafah untuk menumpas Hamas. Bahwa kita harus menghentikan perang sebelum mewujudkan seluruh tujuan kita adalah ide yang tidak bisa diterima. Kita akan masuk ke Rafah dan menghancurkan Hamas, dengan atau tanpa kesepakatan, hingga kita meraih kemenangan mutlak.”