Khazali: Statemen Menlu Irak Hanya Berguna untuk Kepentingan Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Sekjen Ashaib Ahl al-Haq, Qais Khazali melalui laman Twitter-nya mengomentari pernyataan Menlu Irak Fuad Hussein, yang berbicara soal masa depan kehadiran Tentara AS di negaranya.

“Pernyataan Menlu Irak bahwa aparat keamanan Irak masih membutuhkan bantuan Tentara AS, adalah pernyataan yang sangat memprihatinkan. Kami dan setiap warga Irak yang bangga terhadap lembaga-lembaga militer dan keamanan negaranya, menentang pernyataan tersebut”, cuit Khazali, sebagaimana diberitakan Mawazin News.

“Statemen Fuad Hussein tidak merefleksikan secara nyata kekuatan pasukan pahlawan kita di Tentara, Polisi Federal, al-Hashd al-Shaabi, dan organisasi pembasmi terorisme. Pernyataan ini juga tidak mencerminkan realita pengalaman yang diperoleh pasukan-pasukan ini pascakemenangan atas ISIS”, lanjut Khazali.

“Pernyataan semacam ini sulit dimengerti, selain kita mengatakan bahwa statemen ini dalam rangka memprogandakan justifikasi Pemerintah AS terkait kelanjutan eksistensinya di tanah Irak”.

“Semua tahu bahwa keberadaan AS di Irak sama sekali tidak berhubungan dengan kepentingan negara ini, namun hanya berkaitan dengan kepentingan Israel, yang dianggap oleh Irak dan rakyatnya sebagai musuh nomor satu”, pungkas Khazali.

Pada awal dimulainya periode keempat perundingan Irak dengan AS Jumat 23 Juli kemarin, Hussein mengatakan bahwa aparat keamanan negaranya masih membutuhkan pelatihan, fasilitas, dan persenjataan dari AS.

“Pemerintah Irak berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah AS untuk melatih aparat keamanan Irak, juga konsultasi-konsultasi di bidang intelijen yang diberikannya ke instansi-instansi Irak agar mereka bisa mandiri,” ucap Hussein.

Menlu Irak mengapresiasi upaya Pemerintah Washington dalam melatih pasukan Irak, sementara AS selama 20 tahun keberadaannya di Afghanistan, yaitu sejak 2001, mengklaim melatih Tentara Afghanistan untuk menghadapi Taliban. Namun, bersamaan dengan keluarnya Tentara AS dari negara itu, Taliban mengaku telah mengambil alih kendali atas sejumlah besar kawasan di Afghanistan.. Sedangkan Tentara Afghanistan, yang konon dilatih AS, hingga kini belum mampu membendung pergerakan cepat Taliban.