China Kecam Standar Ganda Australia dan Diskriminasi atas Muslimin

Share

POROS PERLAWANAN – Jubir Kemenlu China, Zhao Lijian mengkritik diskrimnasi dan fanatisme atas Umat Muslim Australia.

Dikutip Fars dari kantor berita Xinhua, Lijian dalam sebuah konferensi pers menyinggung laporan Komisi HAM Australia. Ia mengecam “kemunafikan dan standar ganda terkait HAM” yang diambil Canberra.

Komisi HAM Australia dalam laporannya menyebutkan, sedikitnya 80 persen warga Muslim yang tinggal di Australia menghadapi berbagai diskriminasi dan fanatisme.

“Ditemukan bahwa masyarakat Muslim Australia memiliki peran besar dalam aktivitas ekonomi, sosial, dan urusan kemanusiaan di negara ini. Meski demikian, mereka menghadapi diskriminasi secara luas,” demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Dalam konferensi pers Jumat kemarin, Lijian juga menyinggung laporan lain yang disusun Universitas Nasional Australia. Laporan ini menunjukkan, orang-orang yang memiliki nama berciri Asia Barat (Timteng) lebih sedikit berpeluang untuk mendapatkan lapangan kerja.

“Menggelikan bahwa sebagian politisi Australia, dengan didasari kebohongan dan fanatisme, mengenmukakan hal-hal yang tak bertanggung jawab tentang Muslimin di Provinsi Xinjiang. Mereka berusaha mendiskreditkan China,” kata Lijian.

Ia meminta pejabat Australia untuk melepas “topeng palsu penasihat HAM”. Alih-alih mendiskreditkan negara-negara lain soal HAM, Lijian meminta Australia untuk mengurusi dan mengatasi masalah HAM-nya sendiri.

Sebelum ini, Jubir lain Kemenlu China, Hua Chunying menuding AS berusaha untuk menciptakan kesenjangan antara Beijing dan negara-negara Islam.

Chunying dalam akun Twitter-nya mencuit, ”Bagi banyak warga Muslim, AS bukanlah negara yang paling aman untuk ditinggali”.

Menyinggung tindak-tindak merugikan AS atas China baru-baru ini, Chunying menambahkan, ”Secara terang-terangan AS tidak mencari apa pun selain menghalangi terwujudnya persatuan, keamanan, stabilitas, dan mencegah kemajuan China. AS berupaya memisahkan China dari negara-negara Islam, dengan tujuan mengalihkan perhatian dari diskriminasi dan perundungan yang dilakukan AS kepada Muslimin”.

“Jelas bahwa sebagian pihak di AS dan Eropa sama sekali tidak mementingkan kaum Muslim. Setelah kejadian 11 September, mereka menyerang banyak negara Muslim serta membunuh ratusan Muslim dan menelantarkan jutaan lainnya atas nama perang kontra terorisme”, tulis Chunying dalam tweet lain.