Langgar Prinsip ‘Satu China’ dengan Kunjungi Taiwan, Beijing Kecam Ketua Senat Republik Ceko

Czech Senate President Milos Vystrcil (L) is greeted by Taiwans Foreign Minister Joseph Wu (R) upon his arrival at the airport in Taoyuan on August 30, 2020. - A Czech delegation arrived in Taipei on August 30 in the second high-profile foreign visit to Taiwan this month, thwarting authoritarian China's campaign to keep the democratic island isolated from the rest of the world. (Photo by Sam Yeh / AFP) (Photo by SAM YEH/AFP via Getty Images)

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, China mengatakan bahwa Ketua Senat Ceko Milos Vystrcil akan “membayar mahal” karena mengunjungi Taiwan dan melanggar kebijakan “Satu China” yang diakui secara internasional, memperingatkan bahwa Beijing tidak akan duduk diam menghadapi “oportunisme politik” semacam itu.

Saat berada di Jerman dalam rangka kunjungan pada hari Senin, Penasihat Negara China Wang Yi mengatakan bahwa pembalasan menunggu Vystrcil, yang tiba di Taipei sehari sebelumnya dengan membawa serta 90 orang delegeasi, termasuk Wali Kota Praha, dalam perjalanan lima hari yang diklaim bertujuan untuk mempromosikan hubungan bisnis dengan Taiwan.

Tanpa menjelaskan bagaimana Beijing akan membalas, Wang berkata, “Pemerintah China dan rakyat China tidak akan mengambil sikap ‘laissez-faire’ atau duduk diam, dan akan membuatnya membayar harga yang mahal untuk perilaku picik dan oportunisme politiknya.”

Dia mengatakan Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China Daratan dan Beijing tidak akan mentolerir “provokasi terbuka” seperti itu.

China menganggap pulau berpemerintahan sendiri itu sebagai provinsi yang memisahkan diri dan harus bersatu kembali dengan China daratan di bawah kebijakan “Satu China” yang diakui secara internasional. Hampir semua negara dunia mengakui kedaulatan itu.

Berdasarkan kebijakan tersebut, negara asing tidak diperbolehkan memiliki hubungan formal dengan Taiwan.

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Praha juga bereaksi terhadap perjalanan tersebut dalam sebuah pernyataan, menggambarkannya sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri China.

“Untuk keuntungan politiknya sendiri, dia [Vystrcil] bersikeras untuk mengunjungi Taiwan, yang merupakan campur tangan terang-terangan dalam urusan dalam negeri China dan pelanggaran serius terhadap kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya”, bunyi pernyataan itu.