Menteri Pertama Skotlandia: Serang Muslimin di Masjid Aqsa, Israel Benar-benar Tak Layak Dibela

Share

POROS PERLAWANAN – Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon mengutuk kekerasan dan kekejaman Rezim Zionis atas Muslimin Palestina di Masjid Aqsa. Ia menyatakan, serangan ke masjid di bulan Ramadan tidak layak untuk dibela dan dijustifikasi.

Dikutip Fars dari kantor berita Anadolu, Sturgeon melalui tweet-nya meminta agar Israel mendengarkan masyarakat dunia dan menghentikan serangan ke tempat suci ketiga Islam, juga pengusiran ilegal warga Palestina di perkampungan Syeikh Jarrah.

“Serangan ke tempat ibadah mana pun adalah tindakan tercela. Namun serangan ke sebuah masjid di bulan Ramadan benar-benar tidak bisa dibela”, cuit Sturgeon.

Dalam cuitannya, Menteri Pertama Skotlandia ini menggunakan tagar #SyeikhJarrah yang viral di Twitter pada pekan lalu. Ia menambahkan, ”Ini juga merupakan pelanggaran hukum internasional. Israel harus segera memerhatikan tuntutan untuk menghentikan kekerasan”.

Di bulan Mei ini, Pengadilan Lokal (Israel) di Quds menginstruksikan agar keluarga-keluarga Palestina di Quds Timur mengosongkan rumah-rumah mereka. Menanggapi instruksi ini, juga untuk menyatakan solidaritas dengan warga Syeikh Jarrah, orang-orang Palestina melakukan demo di sejumlah titik di sekitar Masjid Aqsa.

Polisi Israel membubarkan para pendemo dengan menggunakan kekerasan dan granat. Lebih dari 200 warga Palestina terluka akibat serangan ke Masjid Aqsa dan beberapa titik lain di Quds pada Jumat sore lalu.

Israel juga berupaya menggunakan kekerasan untuk mencegah berkumpulnya massa di Masjid Aqsa dan sekitarnya. Tindakan represif Tel Aviv menyulut kecaman internasional di seluruh dunia. Banyak negara yang menuntut agar Rezim Zionis menghentikan aksi represif dan menghormati hukum internasional.

Kemenlu Rusia menyatakan, ”Rusia mengkhawatirkan meningkatnya ketegangan di Quds. Rusia meminta dari semua pihak untuk menahan diri dari semua tindakan yang memicu gesekan.”

Sebelum ini, Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) menuntut diadakannya sidang luar biasa lembaga-lembaga internasional untuk menyikapi kericuhan di Quds.