Menyoal Peran NATO, Penjaga atau Ancaman Keamanan Dunia?

Share

POROS PERLAWANAN – Menggelikan bahwa sebuah pakta militer seperti NATO bicara soal keamanan, stabilitas, perdamaian internasional, dan komitmen terhadap resolusi-resolusi PBB, padahal ia sendiri adalah ancaman terbesar bagi keamanan dan perdamaian global.

NATO pula yang kerap melanggar resolusi PBB dan hukum internasional.

Sekilas pandang terhadap skandal NATO di Libya, Irak, Afghanistan, dan negara-negara lain adalah bukti atas hal ini.

Dilansir al-Alam, NATO dengan dipimpin AS menginjak-injak semua resolusi PBB dan secara terang-terangan mengabaikan peringatan-peringatan internasional.

NATO menggunakan penipuan untuk menyerang negara-negara lain, melanggar kedaulatan mereka, dan membunuh ratusan ribu orang.

NATO merasa lebih tinggi dari hukum internasional karena berada di bawah pengawasan AS dan tidak memiliki batas untuk melampiaskan keserakahannya.

Tiap kali AS merasa bahwa hukum internasional menghalangi keserakahannya, ia menggunakan NATO menggilas hukum itu, juga siapa pun yang berani melawan ketamakannya.

AS menyebar senjata nuklir dan rudal-rudal lintas benua di banyak negara untuk menakut-nakuti orang-orang, dengan dalih senjata-senjata itu untuk menghadapi ancaman Rusia dan China. Padahal, semua perang yang dilakukan AS, usai Perang Dunia II, menargetkan Pemerintah dan bangsa-bangsa, tanpa ada ancaman yang mengarah kepada AS dan anggota NATO.

Tiga hari lalu, para petinggi NATO berkumpul di Brussell dan merilis statemen. Dalam statemen itu, mereka menyatakan komitmen untuk menghalangi “pengembangan senjata nuklir” oleh Iran. NATO meminta dari Teheran agar tidak membantu Poros Perlawanan memperkuat pasukan mereka. Iran juga didesak untuk menghentikan program rudalnya sesuai Resolusi 2231 dan kembali ke JCPOA.

Tak butuh otak seorang genius untuk memahami bahwa semua isi statemen NATO dari awal hingga akhir sengaja dibuat demi kepentingan Rezim Zionis. Apalagi statemen itu juga mengutarakan kekhawatiran NATO atas rudal-rudal balistik Suriah.

Jelas bahwa NATO tak butuh upaya apa pun untuk menghalangi pengembangan senjata nuklir Iran, sebab senjata semacam ini tidak memiliki tempat sama sekali dalam pandangan Republik Islam Iran.

Adapun Resolusi 2231, yang ditangisi oleh para anggota NATO, justru dilanggar pertama kalinya oleh AS. Hanya Iran yang tetap berkomitmen kepada Resolusi 2231 dan JCPOA, sebab rudal-rudal balistik Iran tidak pernah dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.