Middle East Eye: Slogan Tel Aviv ‘Kehancuran Hamas’ Berubah Jadi ‘Kehancuran Israel’

Share

POROS PERLAWANAN– Situs Middle East Eye dalam laporannya pada Sabtu 23 Desember menyatakan,”Agresi ke Gaza adalah sebuah kesalahan kalkulasi besar untuk Israel.. Selain merupakan sebuah bencana moral-militer, agresi ini justru meningkatkan perlawanan serta menebar bunga api kemurkaan di seluruh Dunia Arab.”

 Diberitakan Mehr, artikel yang ditulis oleh Redaktur Middle East Eye, David Hearst itu disebutkan, agresi Israel ke Gaza akan “mengubah wajah seluruh Timteng”, sama seperti yang dijanjikan Benyamin Netanyahu. Namun bukan dalam bentuk yang menguntungkan bagi Pemerintahannya atau Pemerintahan-pemerintahan Israel berikutnya.

 “Bahkan Intifada I dan II pun tidak bisa mewujudkan keberhasilan yang diraih Hamas selama 2 bulan terakhir di Gaza,” imbuh Hearst.

 Dalam lanjutan analisisnya, Hearst menyinggung dampak ekonomi perang ini atas Tel Aviv. “Mungkin saja perang ini akan berujung kepada sebuah kondisi konflik berkelanjutan. Jika ini terjadi, Israel tidak akan bisa mengeklaim bahwa ia adalah negara reguler ala negara-negara Barat,” tandas Hearst.

 “’Mitut Hamas’ (kehancuran Hamas) adalah slogan berbahasa Ibrani. Tujuan Kabinet Perang Israel setelah penggempuran Gaza selama 2 bulan adalah mewujudkan slogan ini. Namun sekarang, mereka bisa mengubah slogan ini menjadi ‘mitut Israel’, sebab dampak-dampak perang ini mungkin akan menampakkan hal semacam ini (kehancuran Israel).”

 “Israel melakukan kesalahan yang serupa dengan kesalahan yang dilakukan Prancis di Aljazair. Antara tahun 1954 hingga 1962, pasukan Prancis telah membunuh lebih dari 1,5 juta orang Aljazair. Prancis yakin bahwa tindakanini akan memenangkan mereka. Namun setelah perang berakhir, Prancis terpaksa angkat kaki dari Aljazair dan memberikan peluang kepada rakyat Aljazair untuk merdeka.”

 “Berdasarkan evaluasi biro-biro intelijen AS, popularitas Hamas sejak awal perang meningkat secara signifikan,” tulis Hearst.