Militer Israel Akui Terlibat Serangan Konvoi Bahan Bakar Iran Menuju Lebanon

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengonfirmasi bahwa rezim Tel Aviv berada di balik serangan awal November terhadap konvoi bahan bakar Iran yang menuju ke Lebanon dekat perbatasan Suriah-Irak, dengan mengatakan bahwa serangan udara dilakukan oleh Angkatan Udara Israel.

Kochavi menegaskan selama konferensi di Universitas Reichman di kota Herzliya utara Tel Aviv pada Rabu bahwa intelijen Israel telah mendeteksi konvoi tersebut dan melancarkan serangan udara.

“Kami mungkin tidak mengetahui beberapa minggu lalu tentang konvoi Suriah yang melintas dari Irak ke Suriah. Kami mungkin tidak tahu apa yang ada di dalamnya,” kata Kochavi pada konferensi tersebut.

Dia lebih lanjut mengklaim bahwa “kemampuan canggih” memungkinkan pilot Israel untuk melakukan serangan.

Dia mengatakan bahwa misi seperti itu seringkali diperumit oleh tembakan anti-pesawat yang berat. “Mereka perlu menyerang. Mereka perlu menyerang. Mereka harus kembali,” katanya, menambahkan, “Mereka perlu memastikan dalam beberapa serangan bahwa mereka tidak membunuh siapa pun yang seharusnya tidak dibunuh.”

Pejabat keamanan dan perbatasan Irak mengatakan bahwa serangan udara menargetkan konvoi 22 tanker yang membawa bahan bakar Iran yang telah memasuki perbatasan Qa’im di sisi perbatasan Suriah dengan Irak pada 8 November.

Beberapa laporan mengatakan pada saat itu Israel berada di balik serangan itu, mencatat bahwa setidaknya dua truk bahan bakar hancur sebagai akibatnya.

Kebakaran besar terlihat di sisi perbatasan Suriah, kata seorang pejabat keamanan.

Konvoi itu melintasi perbatasan ke Suriah setelah memperoleh “semua persetujuan hukum yang diperlukan dari Irak” dan menurut dokumen transportasi bahan bakar Iran menuju ke Lebanon melalui Suriah, kata dua pejabat polisi perbatasan.

Saat itu, seorang pejabat tinggi Gerakan Perlawanan Hizbullah Lebanon juga mengatakan bahwa Amerika Serikat mencegah Lebanon yang tengah dilanda krisis menerima pengiriman bahan bakar Iran untuk meredakan pemadaman listrik di tengah krisis ekonomi yang semakin dalam di negara Arab itu.

“AS mencegah Lebanon menerima 600 ribu ton bahan bakar Iran, yang diperkirakan bernilai $350 juta, yang dapat menyediakan 5 hingga 6 jam pasokan listrik setiap hari selama beberapa bulan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem dalam sebuah posting yang diterbitkan di halaman Twitternya.

Iran telah memasok pengiriman bahan bakar ke Lebanon melalui Suriah sejak tahun lalu setelah Hizbullah meminta bantuan Iran untuk mengatasi kekurangan energi di negara itu.

Lebanon dilanda krisis bahan bakar parah yang menyebabkan banyak rumah tangga dan bisnis berkutat dengan pemadaman listrik berulang kali.