Penasihat Keamanan Capres Demokrat Joe Biden: Tak Dipercaya dan Diikuti Negara-negara Lain, Sanksi-sanksi Trump atas Iran Terbukti Gagal

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Waght, Penasihat Keamanan Nasional Joe Biden, Jake Sullivan, menyebut keluarnya Washington dari perjanjian nuklir Iran (JCPOA) menunjukkan, bahwa baik para pendukung maupun penentang JCPOA telah keliru soal efek seluruh sanksi atas Teheran.

“Saat Pemerintahan Trump keluar (dari perjanjian) dan memberlakukan sanksi sepihak, para pendukung atau penentang (JCPOA), termasuk saya sendiri, telah memprediksi bahwa sanksi-sanksi itu tidak begitu efektif. Alasannya, Trump tidak bisa meyakinkan negara-negara lain di dunia untuk menyertainya,” kata Sullivan dalam wawancara daring dengan Institut Hudson, seperti dilaporkan al-Monitor.

Dia mengklaim, ternyata prediksi ini tidak tepat. Sebab, ujar Sullivan, sanksi-sanksi itu cukup efektif menggoyahkan ekonomi Iran, meski dalam skala terbatas.

Sebab itu, Sullivan meyakini bahwa sanksi-sanksi saja tidak bisa mewujudkan hasil yang dikehendaki Pemerintah AS saat ini.

“Para penentang JCPOA juga keliru, sebab setelah Trump keluar dari perjanjian, akan sulit untuk mengembalikan sanksi-sanksi atas Iran,” kata Sullivan.

Ia menegaskan, jika Pemerintah AS berikutnya (dalam Pilpres November) berasal dari Partai Demokrat, Pemerintahan baru tersebut harus segera memulai diplomasi nuklir dengan Iran dan melaksanakan kemajuan-kemajuan dalam pasal-pasal JCPOA. Namun di samping itu, ia menyarankan agar AS juga memulai sebuah perundingan untuk kesepakatan baru.

“Menurut pandangan saya, kesepakatan berikutnya harus menyinggung penentuan waktu pembatasan-pembatasan (program nuklir) dan menambah durasinya,” kata Sullivan.

Penasihat Capres dari Demokrat ini juga mengkritik tindakan-tindakan Gedung Putih yang nyaris menyeret AS menuju perang dengan Iran. Dia mengklaim, strategi yang ia sarankan lebih bisa diterima daripada meminta Iran untuk tunduk dan menyerah.