Posisi Terjepit Netanyahu, Ditekan AS dan Diancam Menteri Paling Radikal di Kabinetnya

Share

POROS PERLAWANAN– Perselisihan di tengah anggota Kabinet Rezim Zionis dikabarkan kian memanas, menyusul penentangan Menkeu Israel terhadap penyerahan pajak Palesitina kepada Otoritas Nasional Palestina (PNA).

Dilaporkan al-Alam dari Ramallah, Menkeu Bezalel Smotrich dalam sikap terbarunya menyatakan,”Kami menghormati AS dan Presidennya. Namun kami tidak akan menyerahkan nasib kami ke tangan orang-orang asing.”

Smotrich menyebut bangsa dan pejuang Palestina sebagai teroris dan mengatakan,”Selama saya masih menempati posisi ini (Menkeu),tak satu pun Shekel (mata uang Israel/4 Shekel senilai 1 Dolar) yang akan sampai ke tangan para teroris di Gaza.”

Hal ini diutarakan Smotrich setelah media-media AS memberitakan,Presiden AS Joe Biden pada akhir pekan lalu “berbincang sengit” dengan PM Israel Benyamin Netanyahu. Mereka membicarakan rencana Tel Aviv untuk tidak membayarkan sebagian pemasukan pajak PNA ke rekeningnya.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Axios, Netanyahu dari satu sisi mendapat tekanan dari Pemerintah Biden untuk tidak memblokir pemasukan pajak tersebut. Di lain pihak, Netanyahu juga diancam oleh Smotrich. Menteri radikal Israel itu mengancam akan mundur dari jabatannya jika tuntutan Washington dilaksanakan. Mundurnya Smotrich sendiri bisa membahayakan Kabinet Koalisi yang dibentuk Netanyahu.

Smotrich adalah salah satu menteri paling radikal di Kabinet Netanyahu. Ia menyerukan agar operasi militer atas Gaza dilanjutkan. Padahal mantan Kepala Staf Umum IDF Gadi Eizenkot dan mantan Menteri Perang Benny Gantz menekankan keharusan gencatan senjata atau kesepakatan pertukaran tawanan di tahap kini.

Dua orang yang juga bagian dari Dewan Perang Israel ini meyakini, perang sekarang telah melampaui batas terlalu jauh, sehingga Israel tidak bisa mendapatkan sebuah hasil darinya.