POROS PERLAWANAN– Anggota Dewan Tinggi Politik Yaman Muhammad Ali al-Houthi menanggapi agresi terbaru ke Yaman. Ia mengatakan, serangan AS-Inggris adalah upaya baru untuk membuat Yaman berhenti membela Gaza.
Diberitakan Mehr, al-Houthi menambahkan bahwa AS-Inggris harus paham bahwa “kami berada dalam tahap reaksi dan rakyat Yaman tidak bisa menyerah.”
Menurut al-Houthi, tujuan Koalisi AS-Inggris dari agresinya adalah menghentikan operasi laut Yaman. Namun tujuan itu tak bakal terwujud.
Di saat bersamaan, anggota Kantor Politik Ansharullah Muhammad al-Bukhayti juga merespons agresi terbaru ke Yaman via akunnya di medsos X. “Tanpa melihat skala dan volume pengeboman Yaman, operasi militer kami terhadap Israel akan tetap berlanjut,” cuitnya dalam bahasa Inggris.
Al-Bukhayti menandaskan, operasi militer Yaman baru akan tuntas setelah kejahatan genosida di Gaza berakhir.
Beberapa jam sebelumnya, jet-jet AS-Inggris membombardir sejumlah kawasan di Sanaa dan sekitarnya.
Gerai-gerai berita mengabarkan terdengarnya suara ledakan-ledakan keras di Ibu Kota Yaman. Jurnalis al-Jazeera melaporkan, suara ledakan keras terdengar di Sanaa bersamaan dengan terbangnya jet-jet tempur.
“Pasukan AS, Inggris, dan sekutu-sekutu lainnya melancarkan serangan ke Yaman,” kata seorang pejabat AS kepada al-Jazeera.
Menurutnya, serangan di Yaman menargetkan basis-basis Ansharullah, landasan peluncur rudal dan drone, serta gudang senjata.
Al-Mayadeen melaporkan, Koalisi AS-Inggris juga menggempur kawasan al-Jund di Provinsi Taiz di barat daya Yaman. Sanaa dan sejumlah target di Provinsi Taiz, al-Baidha, dan Hajjah adalah kawasan-kawasan yang diserang jet-jet AS-Inggris.
Seorang pejabat AS mengatakan, serangan AS-Inggris ke Yaman adalah gabungan dari serangan udara dan rudal.
Setelah agresi, AS, Inggris, Bahrain, dan beberapa negara yang tergabung dalam Koalisi AS merilis statemen bersama.
Sebelum ini, Sanaa berulang kali menegaskan bahwa segala bentuk agresi ke Yaman tidak akan dibiarkan begitu saja dan pasti mendapatkan balasan keras.