Sekjen Liga Arab sebut Suriah ‘Sangat Mungkin’ Bergabung Kembali dalam Konferensi Berikutnya di Arab Saudi

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa ada peluang yang sangat tinggi untuk memulihkan keanggotaan Suriah di organisasi regional beranggotakan 22 negara itu selama KTT Arab berikut di Arab Saudi akhir bulan ini.

Berbicara dalam wawancara eksklusif dengan Asharq News, Aboul Gheit menggarisbawahi bahwa kembalinya Suriah ke Liga Arab “sangat mungkin” saat para Kepala Negara Arab akan berkumpul di Ibu Kota Saudi, Riyadh pada 19 Mei.

Dia mencatat kembalinya Suriah ke Liga Arab akan berlangsung secara bertahap dan selangkah demi selangkah.

Politisi dan diplomat Mesir berusia 80 tahun itu menambahkan bahwa serangkaian pertemuan akan diadakan terlebih dahulu untuk menilai proses tersebut, dan Presiden Suriah, Bashar al-Assad akan diundang ke KTT Liga Arab di Riyadh setelah negara-negara anggota mencapai konsensus tentang rencana tersebut.

Menurut kontak yang dibuat dan tindakan yang diambil, kata Aboul Gheit, ada kemungkinan yang sangat tinggi Liga Arab akan memulihkan keanggotaan Suriah pada pertemuan Riyadh, kecuali terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Awal pekan ini, sekelompok menteri luar negeri Arab bertemu dengan perwakilan Suriah di Yordania untuk membahas bagaimana menormalkan hubungan diplomatik dengan Damaskus dan membawa negara itu kembali ke pangkuan Arab.

Pertemuan pada Senin adalah bagian dari proposal Yordania untuk mencapai solusi politik atas konflik Suriah yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.

Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan dan rekannya dari Mesir dan Irak, Sameh Shoukry dan Fuad Hussein, melakukan perjalanan ke Amman pada Senin untuk pertemuan dengan Faisal Mekdad dari Suriah.

Jubir Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan bahwa pertemuan itu dilakukan sebagai tindak lanjut pembicaraan di Arab Saudi bulan lalu antara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia, serta Mesir, Yordania dan Irak.

Jubir itu menambahkan bahwa negara-negara tersebut bertujuan untuk membangun kontak mereka dengan Pemerintah Suriah dan membahas “inisiatif Yordania untuk mencapai solusi politik atas krisis Suriah”.

Pada pertemuan Jeddah, ada penolakan terhadap langkah untuk mengundang Assad ke KTT Liga Arab 19 Mei. Qatar, Yordania dan Kuwait mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengundang Damaskus sebelum merundingkan rencana perdamaian.

Yordania telah meminta Damaskus untuk terlibat dengan negara-negara Arab dalam peta jalan untuk mengakhiri konflik, dan menangani masalah-masalah seperti pengungsi dan penyelundupan narkoba lintas perbatasan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Arab Saudi –yang pernah mendukung kelompok militan Takfiri di Suriah– telah mengubah pendiriannya terhadap Pemerintah Suriah dan mendorong tetangga-tetangganya untuk mengikutinya.

Menteri Luar Negeri Saudi mengunjungi Damaskus bulan lalu untuk pertama kalinya sejak Kerajaan memutuskan hubungan dengan Suriah lebih dari satu dekade lalu.

Arab Saudi mengatakan bahwa setelah pemulihan hubungan dengan Iran, diperlukan pendekatan baru terhadap Damaskus, yang berada di bawah sanksi Barat.

Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada November 2011, mengutip dugaan tindakan keras oleh Damaskus terhadap protes oposisi. Suriah mengecam langkah itu sebagai “ilegal dan melanggar piagam organisasi”.

Suriah adalah salah satu dari enam anggota pendiri Liga Arab pada 1945. Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak negara dan partai politik menyerukan pencabutan penangguhannya dari Liga Arab.