Suriah: Andai AS Tak Injak-injak Piagam PBB, Banyak Perang Bakal Berakhir

Share

POROS PERLAWANAN – Menlu Suriah, Faisal Miqdad menyatakan, Damaskus beserta 18 negara membentuk kelompok bernama “Pelindung Piagam PBB”. Pembentukan kelompok ini disebutnya sebagai awal untuk melantangkan suara para pembela Piagam PBB.

Dilansir Fars, Miqdad dalam wawancara dengan al-Mayadeen menyebut AS menginjak-injak Piagam PBB dan tak ada negara selainnya yang merusak Piagam semacam itu. Menurutnya, jika tak ada Rusia dan China, PBB sudah tamat sejak lama.

Menjauhnya PBB dari prinsip-prinsipnya sendiri, nilai Miqdad, telah membuat organisasi ini melupakan tujuan pembentukannya. Ia menegaskan, Suriah menginginkan PBB yang memegang teguh prinsip-prinsipnya.

“Kini AS sangat rentan karena telah menjauh dari organisasi-organisasi internasional. Meski begitu, AS masih saja melanjutkan tekanan atas lembaga-lembaga internasional. Andai Washington berkomitmen kepada Piagam PBB, niscaya banyak perang akan berakhir,” papar Miqdad.

Ia mengatakan, AS dan sekutunya sempat menguasai perlintasan-perlintasan Suriah untuk menyuplai bantuan kepada kelompok-kelompok teroris. Namun saat ini, Tentara Suriah telah merebut kembali tiga perlintasan, dan hanya satu perlintasan yang masih dikontrol AS.

Menurut Miqdad, blokade AS atas Suriah telah membuat rakyat negaranya tertekan. AS bersama Uni Eropa juga telah memunculkan banyak problem ekonomi bagi Suriah. Sebelum ini, negara-negara Arab-lah yang menghalangi masuknya sumber-sumber finansial untuk merekonstruksi Suriah.

Seraya menyatakan bahwa negara-negara Barat telah menciptakan terorisme di Suriah, Miqdad berkata, ”Damaskus sama sekali tidak memercayai negara-negara ini. Mereka masih memberikan layanan media gratis kepada para teroris. Negara-negara yang mengaku sebagai penolong Suriah, justru lebih banyak memfasilitasi terorisme dan tidak pernah jujur dalam membantu rakyat Suriah.”