Suriah: AS Jadikan PBB ‘Ajang Bermain’ untuk Paksakan Kemauan Washington terhadap Negara Lain

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Wakil Tetap Suriah di PBB, Basam Sabagh dalam rapat virtual Dewan Keamanan PBB tentang Suriah menyatakan, Damaskus bekerja sama penuh dengan Badan Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Oleh karena itu, Suriah mengutuk pihak mana pun yang menggunakan senjata kimia.

Sabagh menyatakan, pernyataan-pernyataan pejabat Barat telah dipolitisasi dan disertai tuduhan tentang senjata kimia.

Ia menambahkan, ”Suriah menyatakan diri berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan Kesekretariatan Teknis OPCW untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih tersisa di statemen pertama.”

“Pemerintah Suriah akan melanjutkan kerja samanya dengan Komite Pencari Fakta dan menyambut kunjungan Komite ini ke Damaskus pada bulan Maret.”

“Kami prihatin bahwa OPCW telah mengabaikan pernyataan yang ditandatangani para pakar dan tokoh ilmiah, termasuk Direktur pertama OPCW terkait tuduhan serangan kimia Dumam,” tandas Sabagh.

Dia lalu meminta agar PBB memerhatikan informasi terkait upaya para teroris dan White Helmet dalam menjalankan permainan baru dan serangan kimia palsu.

Menurut Sabagh, PBB telah menjadi ajang bermain AS dan sarana untuk memaksakan kehendak Washington atas kebijakan negara-negara anggota PBB.

Ia menegaskan, sebagian negara anggota Dewan Keamanan seharusnya tidak mengabaikan serangan AS, Prancis, dan Inggris ke Suriah pada tahun 2018.

Sementara itu, baru-baru ini Pentagon via situsnya memublikasikan foto-foto pelatihan milisi Kurdi Suriah oleh Tentara AS. Pelatihan ini dilakukan dalam sebuah latihan perang di Suriah.

Menurut laporan Air Force Times, personel Angkatan Udara AS melatih para milisi Kurdi, yang menentang Pemerintah Damaskus, dalam sebuah latihan perang menggunakan helikopter Apache dan senjata-senjata asli.

Dipublikasikannya foto-foto pelatihan di situs Pentagon ini menarik perhatian forum-forum berita dan medsos.

Latihan perang yang berlangsung pada 20 Maret ini bisa saja menyulut protes negara-negara yang menentang kehadiran AS di Suriah dengan dalih memerangi ISIS. Saat ini, selain Tentara AS, Tentara Turki dan Rusia juga berada di Suriah.

Sebelum ini, Sputnik mengungkap bahwa AS melatih anasir Kurdi yang dikenal dengan SDF itu, kemudian merekrut mereka setelah pelatihan selesai.