Susul para Mahasiswa, Dosen-dosen Berbagai Universitas AS Ikut Unjuk Rasa Pro-Gaza

Share

POROS PERLAWANAN– Sekelompok dosen dan pegawai universitas-universitas AS mendukung hak para mahasiswa untuk mendirikan tenda di ruang terbuka universitas, yang mereka lakukan demi menunjukkan solidaritas kepada warga Gaza. Para dosen ini juga mengkritik kebijakan Pemerintahan Joe Biden dalam menangkap para pengunjuk rasa antiperang.

“Keputusan Dewan Ilmiah berbagai universitas untuk mendukung para pengunjuk rasa telah memicu amarah kelompok-kelompok Yahudi. Mereka menentang keputusan para dosen ini dan mengeklaimnya sebagai bentuk antisemitisem,” lapor New York Post, diberitakan al-Alam.

“Tidak diketahui berapa jumlah dosen universitas yang turut serta dalam konsentrasi massa pada Senin lalu. Namun harian Guardian melaporkan bahwa ‘ratusan anggota Dewan Ilmiah berbagai universitas ikut berdemo.’”

New York Post menambahkan, meski para dosen Universitas Columbia melangsungkan demo-demo terpisah dan tidak bergabung bersama para mahasiswa, namun anggota Dewan Ilmiah Universitas New York bergabung dengan unjuk rasa para mahasiswa mereka. Para dosen itu termasuk di antara 120 pendemo yang ditangkap aparat kepolisian pada Senin lalu.

Para dosen berbagai universitas AS mengusung papan-papan yang menyerukan penghapusan skors para mahasiswa mereka.

Miliarder AS dan salah satu mantan donatur Universitas Columbia Robert Kraft mengeklaim, para dosen harus dimintai pertanggung jawaban karena telah bergabung dalam aksi protes.

“Kita memiliki dosen-dosen yang berusaha memberi tahu para pemuda kita apa yang harus mereka pikirkan, alih-alih mengajari mereka cara berpikir,” kata Kraft kepada Fox News.

Kraft menyebut nama seorang dosen AS yang menyebut serangan 7 Oktober para pejuang Hamas ke Israel sebagai “hal yang mencengangkan” dan “kemenangan memukau Perlawanan Palestina.”

Daily Beast melaporkan, video-video yang dikirim dari Universitas New York pada Senin lalu menunjukkan, para anggota Dewan Ilmiah membentuk pagar manusia di sekitar para mahasiswa pengunjuk rasa untuk melindungi mereka.

“Para dosen bergabung dengan para mahasiswa tepat di saat Otoritas Universitas akan membubarkan para pengunjuk rasa,” lapor Daily Beast.