Trump: Inflasi AS Murni Akibat Kebijakan ‘100 Persen Keliru’ Biden, Bukan karena ‘Langkah’ Rusia

Share

POROS PERLAWANAN – Mantan Presiden AS, Donald Trump menyatakan Joe Biden telah berperan dalam meningkatnya inflasi Paman Sam dengan kebijakannya menaikkan harga gas, jauh sebelum Rusia memulai operasi militernya pada 24 Februari lalu.

Dikutip Fars dari Sputnik, hal ini diutarakan Trump menyusul klaim Biden sebelum ini, bahwa meningkatnya harga BBM di AS secara mendadak disebabkan langkah Vladimir Putin dalam menaikkan harga BBM.

Di hadapan para pendukungnya di North Carolina, mantan Presiden kontroversial ini kembali membela kebijakan-kebijakan pemerintahannya. Trump mengklaim, andai ia yang menjadi Presiden, AS sudah mandiri dalam hal energi.

“Apa yang terjadi tidak bisa dibayangkan. Ingat kemandirian energi? Kita memiliki begitu banyak (energi) sehingga dalam rentang satu tahun, kita mendapatkan energi dua kali lipat lebih banyak dari yang dimiliki Saudi dan Rusia,” ujar Trump.

Ia menambahkan, harga per galon bensin di masanya kurang dari 2 dolar. Namun sekarang, seiring naiknya harga bensin secara gila-gilaan, warga AS terpaksa membeli kendaraan yang lebih kecil.

“Malam ini juga Biden bisa mengurangi harga bensin, dengan cara mengakui bahwa kebijakannya dalam sektor energi 100 persen keliru, sementara kebijakan energi seorang presiden yang kalian cintai, benar 100 persen,” kata Trump.

Dalam sebuah kampanye anti-Rusia, Biden telah melarang impor minyak dari Negeri Beruang Merah. Saat ini ia berusaha meminimalkan dampak dari kebijakan tersebut. Di saat bersamaan, ia menuding Presiden Rusia sebagai biang keladi krisis energi.

Baru-baru ini, terkait naiknya harga BBM secara tiba-tiba di AS, Gedung Putih menjelaskan, ”Sejak Putin mempercepat struktur militernya di sekitar Ukraina pada musim dingin lalu, harga gas per galon naik sekitar 1 dolar, sebab hanya sedikit minyak yang masuk pasar. Berkurangnya pasokan minyak juga menyebabkan naiknya harga BBM untuk warga AS.”

Sputnik melaporkan, Pemerintahan Biden dalam pekan-pekan terakhir telah mengeluarkan sekitar 3 juta barel per minggu dari cadangan strategis minyak (SPR). Meski begitu, upaya ini tidak terlalu memengaruhi harga BBM. Harga satu barel minyak mentah masih sekitar 100 dolar, sementara harga satu galon bensin rata-rata adalah 4,20 dolar.