[Video] Lampiaskan Kemarahan, Demonstran Anti Rasis di Inggris Robohkan dan Buang Patung Pedagang Budak ke Laut

Share

POROS PERLAWANAN – Melampiaskan kemarahan pada sejarah kolonial Inggris, para demonstran di Bristol merobohkan patung Edward Colston, seorang pedagang budak kenamaan Inggris pada abad ke-17, sebelum menyeret dan membuangnya ke laut.

Dilaporkan ABC News, patung Colston yang telah berhasil dijatuhkan dari tempatnya, disambut sorak-sorai kerumunan massa yang kemudian mengaraknya ramai-ramai hingga ke pelabuhan Bristol.

Colston, yang lahir pada 1636, telah menjadi sosok kontroversial di Bristol.

Colston secara mencolok terlibat dalam satu-satunya perusahaan perbudakan resmi Inggris pada saat itu, Royal African Company, yang mengangkut puluhan ribu orang Afrika melintasi Samudra Atlantik, terutama ke Karibia untuk diperdagangkan.

Di antara upaya untuk “mendekolonisasi” kota, para demonstran juga meminta penghapusan nama Colston dari gelanggang musik terbesar di sana, Colston Hall.

Patung Colston bukan satu-satunya yang menjadi sasaran para demonstran pada hari Minggu.

Para pengunjuk rasa juga merusak patung mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill di pusat kota London, mencoret nama belakangnya dan menambahkan tulisan “adalah seorang rasis” dengan cat semprot di bawahnya.

Mereka juga menempelkan tulisan “Black Lives Matter” di bagian tengah patung tersebut.

Churchill terkenal karena memimpin Inggris melewati hari-hari tergelap selama Perang Dunia II.

Tetapi bagi para pengunjuk rasa, pandangannya tentang superioritas orang kulit putih, penolakannya untuk mendistribusikan gandum kepada orang-orang yang kelaparan di India pada tahun 1943 dan komentarnya yang merendahkan Mahatma Gandhi, adalah bukti kekejaman yang menjadi alasan untuk merusak patungnya.

Demonstrasi di London pada hari itu dimulai di sekitar Kedutaan Besar AS, tempat ribuan orang berkumpul untuk memprotes kematian Floyd dan untuk menyoroti ketidaksetaraan ras di negaranya sendiri.