Wamenlu Suriah: Sutradara Teroris Suriah dan Neo-Nazi Ukraina Satu Pihak yang Sama

Share

POROS PERLAWANAN – Wamenlu Suriah, Bashar al-Jaafari mengkritik kinerja AS dan negara-negara Barat dalam menyikapi krisis Rusia-Ukraina. Ia menyatakan, Barat dalam krisis Suriah juga bertujuan untuk memberikan pukulan kepada Moskow.

Diberitakan Fars, al-Jaafari mengatakan kepada Sputnik, ”Salah satu pemicu perang terhadap Suriah adalah penolakan Damaskus terhadap rencana penarikan jalur pipa gas Qatar ke Eropa melalui Turki. Tujuan rencana ini adalah memberikan pukulan kepada jalur (pipa) Rusia.”

Wamenlu Suriah menegaskan, sanksi-sanksi sepihak negara-negara Barat dalam beberapa tahun terakhir dan saat ini atas Rusia adalah tindakan ilegal berdasarkan Piagam PBB. Al-Jaafari berkata, harus ada mekanisme baru untuk jalinan interaksi antara negara-negara yang dijatuhi sanksi oleh Barat.

“Sutradara para teroris di Suriah dan Neo-Nazi di Ukraina adalah satu pihak… Suriah juga merekam tindakan AS dalam memberikan peran kepada teroris dan memindahkan mereka dari satu tempat ke tempat lain di Suriah,” kata al-Jaafari.

“Peran Rusia dalam perimbangan internasional tidak bisa diabaikan. Ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin memutuskan untuk masuk ke Ukraina, ia berada dalam posisi defensif, bukan ofensif. Volume kebohongan dan propaganda yang dilakukan Barat di Ukraina sangat besar,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Tetap Suriah di PBB, Basam Shabbagh dalam rapat Dewan Keamanan Senin kemarin mengatakan, ”Banyaknya cacat dan kecurangan dalam laporan Tim Pencari Fakta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia di Suriah telah mencoreng wajah organisasi ini.”

“Washington sudah lebih dahulu mengetahui hasil penyelidikan Tim ini. Ini membuktikan adanya intervensi negara-negara Barat dalam kerja Tim Pencari Fakta demi menekan Suriah,” imbuhnya.

Wakil Tetap Suriah di PBB kembali menyatakan penentangan Damaskus terhadap penggunaan senjata kimia oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun, dan dalam kondisi apa pun. Al-Jaafari berkata, ”Suriah menjalin kerja sama positif dengan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia. Suriah berharap proses kerja Organisasi ini diperbaiki dan kembali ke substansi teknisnya.”

“Suriah mendukung komitmen Dewan Keamanan terhadap Resolusi 1540 untuk menghentikan penggunaan senjata kimia oleh teroris dan senjata pembunuh massal lain. Suriah menantikan pelaksanaan efektif resolusi ini,” pungkas Shabbagh.