Wapres Iran: Presiden Raeisi Terima Undangan Raja Saudi untuk Kunjungi Riyadh

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Mokhber mengatakan bahwa Presiden Ebrahim Raeisi telah menerima undangan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk mengunjungi Riyadh.

“Raja Salman telah mengundang Presiden [Iran] [untuk mengunjungi Arab Saudi] dan jawaban positif telah diberikan atas undangan itu,” kata Mokhber kepada kantor berita Mehr, Senin.

Mengacu pada hubungan Iran dengan Arab Saudi dan negara-negara pesisir Teluk Persia lainnya, dia berkata: “Strategi utama Tuan Raeisi sejak hari pertama setelah dia terpilih sebagai presiden didasarkan pada peningkatan hubungan dengan negara-negara Kawasan.”

Mokhber mencatat bahwa menjalin hubungan persahabatan yang baik dengan semua negara tetangga adalah salah satu strategi utama Presiden Raeisi yang sedang diupayakan saat ini.

Dalam sebuah posting di akun Twitter-nya pada 19 Maret, Wakil Kepala Staf Presiden Iran untuk Urusan Politik, Mohammad Jamshidi mengatakan bahwa Raja Saudi telah menyampaikan undangan kepada presiden Iran untuk mengunjungi Kerajaan, menyusul kesepakatan pemulihan hubungan yang ditengahi China baru-baru ini antara kedua negara.

Undangan tersebut dipandang sebagai langkah signifikan untuk meningkatkan hubungan antara Iran dan Arab Saudi.

Setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi akhirnya mencapai kesepakatan pada 10 Maret untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi dalam waktu dua bulan.

Menurut pernyataan bersama, Iran dan Arab Saudi menggarisbawahi perlunya menghormati kedaulatan kedua negara dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.

Mereka sepakat untuk menerapkan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada April 2001 dan kesepakatan lain yang dicapai pada Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, investasi, teknis, ilmu pengetahuan, budaya, dan olah raga.

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran, yang marah dengan eksekusi ulama terkemuka Syiah, Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh Pemerintah Saudi, menyerbu kedutaannya di Teheran.

Sebelumnya, kedua pihak telah mengadakan lima putaran perundingan di Ibu Kota Irak, Baghdad sejak April 2021.