Wasekjen Hizbullah: Takkan Kami Biarkan AS Ambil Alih Kekuatan Poros Perlawanan yang Ciutkan Nyali Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Wakil Sekjen Hizbullah, Syekh Naim Qasim menegaskan, setiap pendapat tentang mundurnya Pemerintah Lebanon saat ini adalah propaganda politik dan media musuh.

“Kami tak akan mengizinkan AS menyeret negara kami menuju kekosongan kekuasaan dan kesenjangan politik,” kata Syekh Qasim kepada al-Manar, seperti dilansir al-Alam.

Menurutnya, selain Hizbullah masih ada partai-partai politik kuat lain di Lebanon. Mereka akan saling bekerja sama untuk tidak membiarkan AS berbuat sesuka hatinya di Lebanon.

“Tujuan dari tekanan-tekanan AS atas Lebanon adalah mengubah opsi-opsi politik negara ini, menyingkirkan Hizbullah, dan mengambil alih kekuatan dari Poros Perlawanan yang menciutkan nyali Israel,” paparnya.

Sembari menyatakan bahwa tak ada kata menyerah di kamus Hizbullah, Syekh Qasim menegaskan kelompoknya hanya memiliki dua pilihan sepanjang sejarahnya, yaitu kemenangan atau syahadah. Dengan kekuatan besar yang dimilikinya, kata Syekh Qasim, Hizbullah sanggup membendung upaya dan konspirasi untuk melemahkan Poros Perlawanan.

“Perang saat ini adalah perang ekonomi. Perang ini menggantikan perang militer yang dilancarkan AS dan Israel,” imbuh Syekh Qasim.

Wasekjen Hizbullah menyatakan, Israel pasti akan kalah jika perang meletus. Sebab, Poros Perlawanan saat ini jauh lebih kuat dari saat Perang 33 Hari di musim panas tahun 2006. Ia menambahkan, hal ini disadari benar oleh Tel Aviv.

Syekh Qasim menilai, pernyataan sejumlah pihak tentang mundurnya Pemerintah Lebanon adalah propaganda politis dan media, yang bersumber dari harapan Dubes AS.

“Pemerintah saat ini akan tetap bertahan. Pemerintah mesti diberi kesempatan dan dukungan. Apa yang dilakukan Dubes AS saat ini adalah mengambil ancang-ancang taktis,” tandasnya.

Dia menyebut rakyat Lebanon tetap mendukung Pemerintah, bukan menentangnya. Syekh Qasim meyakini bahwa rakyat Lebanon tak akan melakukan tindakan yang membuat negara shut down.

Syekh Qasim menegaskan, Lebanon saat ini berada dalam kondisi stabil dan aman. Hal ini akan membuat negara tersebut mampu menghidupkan roda ekonomi dan sektor pertanian.