Loading

Ketik untuk mencari

Eropa Iran

Analis Inggris: Pelabelan ‘Teroris’ kepada IRGC Rusak Stabilitas Timteng

POROS PERLAWANAN – Analis, jurnalis, dan pembuat film dokumenter asal Inggris, Robert Inlakesh dalam tulisannya di Russia Today memperingatkan dampak-dampak jika Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dilabeli sebagai “teroris”.

“Parlemen Eropa meminta dari Uni Eropa untuk mendeklarasikan IRGC sebagai sebuah organisasi teroris; tindakan yang mungkin akan diikuti Britania”, tulis Inlakesh, Fars melaporkan.

Menurutnya, salah satu alasan utama rencana London untuk melabeli IRCC sebagai teroris adalah hukuman mati yang dijatuhkan Iran atas mata-mata Inggris, Alireza Akbari beberapa waktu lalu.

“Saat mengecam secara resmi hukuman mati Akbari, Pemerintah Britania telah melemahkan spesialisasi dan profesionalitas Badan Yudikatif Iran. Britania juga mengabaikan status Akbari sebagai kriminalis dengan secara terang-terangan menyebutnya sebagai ‘martir politik.’ London juga menanggapi (eksekusi Akbari) dengan menjatuhkan 30 sanksi baru atas Teheran,” kata Inlakesh.

Ia berpendapat, jika nanti Uni Eropa dan Britania melakukan hal ini, problem pertama yang muncul adalah pelabelan teroris kepada salah satu cabang resmi Angkatan Bersenjata Iran.

“Salah satu alasan yang sangat mempersulit pelabelan Angkatan Bersenjata sebuah negara sebagai teroris adalah tindakan ini akan membuka peluang negara-negara musuh untuk melakukan pembalasan.”

“Tindakan semacam ini akan melemahkan konsep ‘terorisme’ sebagai sarana yang dipolarisasi untuk menargetkan sebuah negara musuh. Pada akhirnya, nilai sarana ini akan berkurang secara mencolok dalam tujuan aslinya, yaitu identifkasi kelompok-kelompok teroris yang sebenarnya, seperti ISIS dan al-Qaeda yang merupakan ancaman internasional bersama.”

“Pelabelan IRGC sebagai organisasi teroris akan membuahkan hasil yang berlawanan dengan tujuan-tujuan lahiriahnya. Stabilitas Timteng akan berkurang, alih-alih bertambah. Tindakan ini juga tidak akan bisa menghukum Iran.”

“Bahkan dengan diberlakukannya sanksi-sanksi baru oleh Barat, selain kebijakan Tekanan Maksimum yang dipimpin AS, Iran mampu meningkatkan ekspor migasnya hingga level tertinggi sejak dimulainya gelombang sanksi. Demi meraih kesepakatan dan mengatasi problem, sebaiknya Barat berinteraksi dengan Teheran. Ini adalah langkah yang diambil oleh Kerajaan Saudi dengan cara lebih dewasa dibanding para sekutu Baratnya,” tandas Inlakesh.

“Jika Britania dan Uni Eropa melanjutkan keputusan (pelabelan IRGC sebagai teroris) ini, mereka harus tahu bahwa apa yang dituduhkan kepada Iran juga bisa diterapkan atas mereka sendiri. Dukungan diam-diam Barat terhadap apa yang disebut sebagai kelompok teroris, jauh melebihi apa yang dilakukan Iran,” pungkasnya.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *