Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Analis Televisi Lebanon: Rakyat Iran Tak Mudah Ditundukkan dengan Perang Media

Analis Televisi Lebanon: Rakyat Iran Tak Mudah Ditundukkan dengan Perang Media

POROS PERLAWANAN – Stasiun televisi Lebanon, al-Mayadeen menyanjung kecerdasan dan kesadaran politik rakyat Iran di tengah terjadinya konspirasi serta kerusuhan saat ini di negara mereka. Menurut al-Mayadeen, rakyat Iran bahkan mengetahui detail peristiwa dan memahami dengan baik hubungan satu masalah dengan lainnya.

Dinukil Fars dari al-Mayadeen, siapa pun yang mengikuti atmosfer dunia maya terkait Iran, akan memahami ia berhadapan dengan rakyat yang paham politik; rakyat yang layak dihormati untuk level wawasan politiknya.

Sebagai contoh, dengan mengikuti akun-akun Iran di dunia maya, akan diketahui bagaimana mereka memahami hubungan antarmasalah dan menganalisisnya. Mereka bukan hanya menyadari konspirasi yang tengah dilancarkan atas Iran, tapi juga mengetahui tiap detailnya.

”Rakyat Iran menunjukkan mereka adalah bangsa yang tidak mudah ditundukkan dengan perang media. Kami telah melacak dan memeriksa sejumlah sikap netizen Iran di dunia maya, termasuk Twitter, sebagai contoh. Penting bagi kita untuk melihat apa yang direfleksikan cuitan-cuitan tersebut,” kata analis al-Mayadeen, Bisan Abu Hamed.

“Sebagai contoh, kami memeriksa reaksi netizen Iran kepada kabar latihan perang gabungan AS-Israel untuk mensimulasikan serangan ke Iran. Mereka mengatakan, Israel menyangka bisa menunda program nuklir Iran dengan menyerang fasilitas nuklir negara ini.”

Abu Hamed menambahkan, reaksi netizen Iran tidak terbatas pada latihan perang ini saja. Mereka juga mengaitkannya dengan perundingan nuklir dan kemampuan riil Israel untuk mewujudkan rencana serangan lantaran jauhnya jarak ke Iran. Netizen Iran juga menghubungkannya dengan isu-isu aktual lain, termasuk dukungan Israel terhadap apa yang disebut dengan “kebebasan” di Iran.

Menurut Abu Hamed, netizen Iran memahami bahwa semua hal ini adalah bagian dari upaya-upaya tersembunyi untuk menghentikan kemajuan Iran, termasuk kemajuan dalam program nuklir.

Ia lalu menyinggung pengetahuan generasi muda Iran terkait peristiwa-peristiwa sejarah, baik yang lama atau baru.

“Contohnya, ketika jurnalis Iran International (Sima Sabet) mengunggah cuitan bahwa ‘kepala ular ada di Teheran’, apakah anak-anak muda Iran melewatkan frasa ini begitu saja? Sama sekali tidak. Mereka menunjukkan punya pengetahuan sejarah yang mumpuni. Misalnya, seorang pemuda Iran menulis, ’Ungkapan ‘kepala ular ada di Teheran’ dikatakan pertama kali oleh Saudi kepada AS di tahun 2003, yaitu ketika AS berniat menginvasi Irak. Dengan ungkapan ini, Saudi meminta agar AS juga menyerang Iran. Sekarang, ungkapan serupa diulang lagi oleh presenter Iran International. Aneh!’” papar Abu Hamed.

“Singkatnya, harus saya katakan bahwa rakyat Iran berwawasan. Siapa pun yang mengikuti sikap-sikap mereka, akan mengetahui level wawasan ini dan bagaimana mereka menyikapi masalah berbekal wawasan-wawasan ini,” tegas Abu Hamed.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *