Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Analisis Musuh Soal ‘Iran Terisolasi di Kawasan’ Jauh Beda dengan Fakta di Lapangan

Analisis Musuh Soal 'Iran Terisolasi di Kawasan' Jauh Beda dengan Fakta di Lapangan

POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Menhan AS Llyod Austin pada Minggu 11 April ini akan melawat ke Israel. Kabarnya, isu Iran akan menjadi agenda terpenting pembicaraan Austin dengan Benyamin Netanyahu, Benny Gantz, dan Aviv Kochavi.

Sebagian analis berpendapat, isu tentang program nuklir Iran akhir-akhir ini telah memengaruhi perkembangan di Kawasan. Di antaranya adalah memudarnya perkembangan di front di Ma’rib, berkurangnya operasi militer yang dilancarkan Kelompok Poros Perlawanan terhadap kepentingan AS, menurunnya agresi militer Israel ke Suriah, dan upaya sejumlah negara Arab untuk menarik simpati Suriah.

Meski demikian, fakta berbicara bahwa isu-isu di atas menempuh jalurnya sendiri dan tidak berhubungan dengan program nuklir Iran.

Meski dalam beberapa hari terakhir, kabar-kabar dari front Ma’rib tidak begitu panas, namun Ansharullah tetap bersiteguh melancarkan serangan rudal dan drone ke sejumlah titik, mulai dari Jizan dan Abha hingga Khamis Mushait, dan yang terbaru Shabwah.

Ini menunjukkan bahwa analisis di atas tidak selaras dengan kenyataan di lapangan. Kita cukup melihat tekad Ansharullah untuk menuntaskan pembebasan Ma’rib. Selain itu, melambatnya proses pembebasan Ma’rib juga disebabkan Saudi yang menjadikan para pengungsi sebagai tameng manusia untuk menahan laju operasi militer Ansharullah.

Di Irak, tak ada satu pun suara dari para penentang pendudukan negara ini untuk menghentikan upaya pengusiran penjajah. Ini pun membuat analisis di atas patut dipertanyakan. Lemahnya analisis ini kian terbukti dengan bentuk penentangan rakyat dan Poros Perlawanan Irak terhadap perundingan strategis Baghdad-Washington baru-baru ini.

Di Suriah, sebagian media mengesankan Iran “terisolasi” di negara itu. Pertemuan Rusia, Turki, dan Qatar, yang tidak melibatkan Iran, dibesar-besarkan untuk tujuan ini. Namun sebenarnya, kepercayaan timbal balik antara Iran dan Suriah tidak pernah tereduksi sedikit pun. Bahkan andai kata kesepakatan “tindakan sebagai imbalan tindakan” antara Iran dan AS terjalin, itu tidak berarti bahwa Teheran menolak undangan resmi Suriah untuk hadir di negara tersebut.

Teheran sudah kerap menyatakan, pihaknya menolak kesepakatan baru apa pun soal rudal dan kekuatan regionalnya. Di satu sisi, AS mau tidak mau harus menerima sikap Iran. Sedangkan di sisi lain, AS juga mesti tunduk di hadapan tekad bangsa Yaman, Irak, dan Suriah.

Pameran capaian-capaian nuklir Iran pada Sabtu kemarin, meningkatnya serangan rudal dan drone Ansharullah, sikap tegas bangsa Irak yang menolak pendudukan asing, dan semangat rakyat Suriah untuk berpartisipasi dalam Pilpres mendatang adalah serangkaian bukti bahwa AS mesti tunduk di hadapan tekad-tekad kuat ini.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *