Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Anggota Parlemen Iran: Ukraina Terlalu Kecil untuk Hadapi Iran

Anggota Parlemen Iran: Ukraina Terlalu Kecil untuk Hadapi Iran

POROS PERLAWANAN – Dalam wawancara dengan al-Alam, anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Abbas Golru bicara soal serangan gagal musuh ke fasilitas militer di Isfahan.

“Dengan melihat kajian dan evaluasi yang dilakukan di Komisi Keamanan Nasional dan dihadiri pejabat terkait, insiden ini gagal mewujudkan tujuan-tujuannya, baik dari sisi tujuan operasi, korban jiwa, atau kerugian materi di fasilitas tersebut,” kata Golru.

“Ini adalah serangan buta, yang terperangkap dalam jebakan pertahanan Republik Islam Iran lantaran sudah ada prediksi-prediksi sebelumnya. Serangan ini gagal dalam mewujudkan tujuan utuhnya dan dalam menimbulkan kerugian ke fasilitas Isfahan.”

“Dengan melihat alasan dan motif insiden ini, harus dikatakan bahwa dalam situasi sekarang, bidikan musuh meleset dari sasaran. Musuh gagal mewujudkan tujuan-tujuan yang dirancangnya dalam bingkai perang hybrid untuk menggulingkan Pemerintahan Republik Islam Iran.”

“Tindakan ini bagian dari mata rantai aksi hybrid melawan Iran, yang dilakukan setelah musuh gagal memaksa Iran memenuhi tuntutan-tuntutan berlebihan mereka di perundingan nuklir dan (kegagalan musuh) di proyek kerusuhan Iran. Masalah ini tengah dikaji dari aspek keamanan dan militer. Tanggapan yang relevan akan diberikan di saat yang tepat,” paparnya.

Golru berpendapat bahwa cuitan provokatif Penasihat Presiden Ukraina tidak terlalu urgen untuk diperhatikan. Namun yang penting, katanya, adalah sikap resmi Pemerintah Ukraina.

“Dalam pertempuran dan konflik yang melibatkan para pemain besar, Ukraina terlalu kecil untuk bisa mengarahkan ancaman kepada Republik Islam Iran. Kiev harus berhati-hati. Para pejabat resmi mereka mesti mengambil sikap resmi soal cuitan Penasihat Presiden Ukraina. Jika cuitan ini dipandang sebagai sikap resmi Ukraina, jelas bahwa sikap Iran, yang saat ini masih netral, terhadap perang Ukraina akan berubah.”

“Sikap kita selalu berusaha mereduksi ketegangan antara Rusia dan Ukraina, sebab perang tidak menguntungkan siapa pun. Selain berkomitmen kepada Piagam PBB, kita juga menaati etika politik yang bersumber dari ajaran Islam. Sebab itu, Ukraina harus berhati-hati terhadap segala statemen politis gegabah, sebab pada akhirnya itu akan merugikan mereka sendiri,” tegas Golru.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *