Loading

Ketik untuk mencari

Amerika Asia Barat

Atwan: Negara-negara Arab Tetap ‘Pecundang Terbesar’ Pilpres AS, Tak Peduli yang Menang Biden atau Trump

POROS PERLAWANAN – Redaktur Rai al-Youm, Abdel Bari Atwan dalam tulisannya menganalisis kondisi negara-negara Arab dan posisi Iran usai Pilpres AS.

“Donald Trump telah bersumpah akan menghormati UUD AS serta menjaga keamanan dan stabilitas AS. Namun dalam rentang waktu kurang dari 4 tahun, ia menunjukkan bahwa AS bukan contoh untuk demokrasi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil Pilpres yang menghebohkan”, tulis Atwan, seperti dilansir Fars.

Menurutnya, Pilpres AS telah membelah negara tersebut menjadi dua pasukan perang yang saling berhadapan.

“Masing-masing dari Tim Kampanye Joe Biden dan Donald Trump meyakini pihaknya sebagai pemenang. Mereka ingin menyingkirkan rival dan jika diperlukan, akan menggunakan senjata demi menjaga kemenangan ini. Dengan demikian, keruntuhan partai-partai besar AS telah dimulai dari dalam negara ini. Terlebih saat ini, tidak ada lagi kesatuan nasional di AS,” tandasnya.

“Perpecahan di AS saat ini tidak hanya terbatas pada ideologi politik dan kepartaian saja. Perpecahan ini telah menjadi kian dalam dan terseret ke struktur sosial dan lembaga-lembaga konstitusional AS. Sebab, tanpa melihat hasil Pilpres, kita akan berhadapan dengan dua Pemerintahan asumtif yang saling berhadapan. Salah satunya adalah Gedung Putih dan DPR AS yang dipimpin Biden, dan yang lain adalah Majelis Senat dan Mahkamah Agung yang dikomandani Trump. Di saat yang sama, sejumlah pertanyaan juga mengemuka terkait Badan-badan Militer AS, apalagi ada kabar-kabar bahwa institusi militer AS tidak menyukai Trump,” imbuhnya.

Atwan berpendapat, negara-negara Arab adalah pecundang terbesar dalam Pilpres AS, baik Biden atau Trump yang memenanginya.

“Apa pun hasil dari krisis AS ini, kita, orang-orang Arab, adalah pihak yang paling merugi. Baik itu orang-orang dari kita yang berharap kepada Trump dan menggelontorkan ratusan miliar dolar kepadanya serta menuruti dikte-dikte Trump agar didukung olehnya, atau pihak lain yang berkhayal bahwa Biden adalah penawar luka mereka serta menerapkan kebijakan menentang Pemerintah Trump,” beber Atwan.

“Kalau pun Biden yang menang, Kedubes AS akan tetap berada di Quds, Kesepakatan Abad Ini akan dibuat dari awal, normalisasi dengan Israel akan kian mengakar, dan pemerahan Arab akan terus berlanjut, bahkan bisa jadi lebih keras dan agresif dari sebelumnya. Sebab, Biden adalah pemilik ide pemecahbelahan Irak dan Suriah, serta pembentukan negara independen Kurdistan.”

Menurut analis Arab ini, barangkali satu-satunya sisi positif dari kekacauan kondisi AS adalah mereka akan disibukkan oleh perang saudara dan krisis domestik, yang diharapkan oleh Atwan akan berlangsung lama.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *