Loading

Ketik untuk mencari

Asia Barat

Biden Bela Kunjungannya ke Saudi, Klaim untuk ‘Memperkuat Hubungan Strategis’ dengan Riyadh

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden AS Joe Biden telah membela keputusannya untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi sebagai bagian dari kunjungan mendatang ke kawasan Asia Barat, dengan mengatakan bahwa ia bertujuan untuk meningkatkan kemitraan dengan Riyadh selama perjalanan minggu depan.

Biden, yang dijadwalkan mengunjungi wilayah itu antara 13 hingga 16 Juli, menulis dalam sebuah opini Washington Post yang diterbitkan pada Sabtu kemarin bahwa ia bertujuan untuk “memperkuat kemitraan strategis” dengan Arab Saudi selama perjalanan Asia Barat.

“Sebagai presiden, adalah tugas saya untuk menjaga negara kita tetap kuat dan aman,” kata Biden. “Untuk melakukan hal-hal ini, kita harus terlibat langsung dengan negara-negara yang dapat memengaruhi hasil tersebut. Arab Saudi adalah salah satunya, dan ketika saya bertemu dengan para pemimpin Saudi pada Jumat, tujuan saya adalah memperkuat kemitraan strategis ke depan yang didasarkan pada kepentingan dan tanggung jawab bersama.”

Dalam tulisannya, Biden mengisyaratkan seruan Washington untuk kenaikan produksi minyak Saudi dengan harapan dapat menjinakkan biaya bahan bakar dan inflasi yang melonjak, menjauhkan dirinya dari upaya jangka panjang untuk mengucilkan pemimpin de facto Kerajaan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pembunuh jurnalis oposisi Jamal Khashoggi.

“Saya tahu bahwa ada banyak yang tidak setuju dengan keputusan saya untuk bepergian ke Arab Saudi. Pandangan saya tentang hak asasi manusia jelas dan sudah berlangsung lama, dan kebebasan mendasar selalu menjadi agenda ketika saya bepergian ke luar negeri,” tulis Biden.

Biden, yang merupakan kandidat presiden pada 2018, mengatakan pada saat itu bahwa pembunuhan dan mutilasi Khashoggi di Konsulat Saudi di kota Istanbul, Turki, telah menjadikan Riyadh sebagai “paria”.

Gedung Putih mengonfirmasi awal pekan ini bahwa Presiden AS akan bertemu Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz dan tim kepemimpinannya, termasuk pangeran Saudi, selama perjalanan mendatang.

Namun, pemberhentian pertama dari perjalanan Biden adalah di Israel untuk bertemu dengan pejabat rezim untuk meyakinkan Tel Aviv tentang ikatan tak terpatahkan Washington dengan Israel dan komitmen mendalamnya terhadap keamanan Israel dalam menghadapi apa yang diklaim sebagai “ancaman” dari Iran.

Biden menulis dalam artikel opini Washington Post bahwa dia akan menjadi presiden pertama yang terbang dari Israel ke kota Jeddah minggu depan, yang dia katakan akan menjadi simbol kecil dari “hubungan yang sedang berkembang dan langkah menuju normalisasi” antara Israel dan Dunia Arab.

Empat negara Arab; Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan menormalkan hubungan mereka dengan Israel pada 2020 di bawah pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump.

Arab Saudi dan Qatar belum ikut-ikutan tetapi keduanya telah mengondisikan normalisasi hubungan dengan rezim pada pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dalam perbatasan 1967.

Perjalanan Biden ke Asia Barat juga muncul saat gagasan pembentukan aliansi militer Timur Tengah yang mirip dengan NATO yang dipimpin AS telah dilontarkan oleh beberapa negara kawasan, membuat para pemimpin dunia bertanya-tanya karena perluasan NATO telah mendatangkan malapetaka di seluruh wilayah Barat.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *