Buntut Serangan Brutal Pengikutnya ke Capitol Hill, Trump Dijatuhi Sanksi Bank Ternama Jerman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, harian New York Times melaporkan bahwa Deutsche Bank tidak akan melakukan transaksi apa pun dengan Donald Trump atau perusahaan miliknya, menyusul serbuan para pendukung Trump ke Capitol Hill Rabu pekan lalu.

Deutsche Bank adalah salah satu bank terpenting pemberi hutang kepada Organisasi Trump senilai 340 juta dolar. Saat ini, perusahaan-perusahaan Trump dikendalikan di bawah pengawasan dua anaknya.

Sejauh ini, Jubir Deutsche Bank enggan memberi komentar atas berita ini.

Organisasi Trump juga tidak memberi jawaban terhadap surel yang dikirim untuk meminta penjelasan terkait masalah ini. Kantor Media Gedung Putih pun tidak memberi jawaban saat dikontak melalui telepon.

Pekan lalu, Direktur Deutsche Bank cabang AS, Christiana Riley melalui postingan di Linkedin mengecam kerusuhan pekan lalu di depan Kongres AS.

Rabu pekan silam, Trump menyeru para pendukungnya untuk berkumpul dan “berunjuk rasa damai” di depan Capitol Hill, di saat Kongres AS sedang menghitung suara Electoral College untuk mengesahkan hasil Pilpres 3 November lalu.

Namun ujung-ujungnya, para pendukung Trump yang berjumlah cukup banyak itu menyerbu gedung Kongres. Mereka bergulat dengan aparat keamanan dan berhasil menerobos masuk ke Capitol Hill.

Namun dalam sebuah pertemuan khusus pada Senin 11 Januari lalu, Trump menuding kelompok Antifa sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut. Antifa adalah salah satu kelompok penentang Trump.

Tudingan ini digulirkan Trump, padahal para perusuh membawa semua penanda dukungan untuknya, mulai dari topi, bendera, dan kaus.

Menurut laporan Axios, Pemimpin Minoritas Republik di DPR AS, Kevin McCarthy menelepon Presiden AS beberapa hari lalu. Saat itu, Trump juga menuding Antifa sebagai pelaku kerusuhan.

McCarthy membantah klaim Trump dan mengatakan, ”Bukan Antifa, tapi kelompok MAGA (singkatan Make America Great Again). Saya tahu, sebab saya ada di sana.”

Menurut seorang staf Gedung Putih, perbincangan Trump dengan McCarthy berlangsung panas selama 30 menit. Trump berkali-kali mengulang klaim kecurangan di Pilpres. Namun McCarthy selalu memotong pembicaraannya dan berkata, ”Cukup sudah. Pilpres sudah berakhir.”