Loading

Ketik untuk mencari

Yaman

Cara Usang dan Manuver AS ‘Mengail di Air Keruh’ di Tengah Perundingan Yaman

Cara Usang dan Manuver AS 'Mengail di Air Keruh' di Tengah Perundingan Yaman

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, setelah dirilisnya statemen Dewan Tinggi Politik Yaman dan pesan tertulis Sultan Oman Haitsam bin Tariq kepada pihak Saudi, sumber-sumber politik mengabarkan adanya kemajuan dalam perundingan Yaman.

Mengutip dari beberapa sumber, harian al-Akhbar pada Kamis 10 Juni melaporkan, ”Perundingan Delegasi Oman dengan Pemimpin Ansharullah mendapat ‘kemajuan besar’ terkait pembukaan kembali bandara Sanaa dan dicabutnya pembatasan pelabuhan al-Hudaydah”.

Menurut sumber-sumber tersebut, berbagai ide dan tawaran yang diajukan telah disikapi dengan positif. Ide-ide ini sesuai dengan statemen Dewan Tinggi Politik Yaman di Sanaa, yaitu “tidak mencederai kedaulatan Yaman serta tidak merampas hak legal rakyat Yaman”.

Masih dikutip dari sumber-sumber itu, “telah ada kesepakatan terkait mekanisme pelaksanaan kesepakatan soal bandara (Sanaa) dan pelabuhan (al-Hudaydah) sebagai langkah awal untuk membangun kepercayaan, sehingga bisa mempersiapkan lahan pembahasan untuk isu-isu lain”.

Kendati demikian, sumber-sumber politik itu mengungkap masih adanya ketidakjelasan terkait perundingan soal isu-isu militer, yang disebabkan oleh syarat yang diajukan pihak AS.

Al-Akhbar menulis, AS bersikeras bahwa perundingan tidak boleh lebih dari perbatasan yang dikontrol Tentara dan Komite Rakyat Yaman. Sikap AS ini dipandang para pengamat sebagai manuver baru AS dan “upaya usang untuk melegitimasi kehadiran pasukan asing di perairan dan daratan Yaman”. Washington berusaha mendapatkan hal ini melalui mediasi Oman yang memiliki hubungan baik dengan Sanaa.

Menurut al-Akhbar, syarat ini diajukan AS dengan dalih kontrol Pemerintahan Mansour Hadi atas provinsi-provinsi selatan serta pesisir barat dan timur Yaman. Padahal, tandas al-Akhbar, Pemerintahan Hadi praktis tidak memiliki eksistensi di wilayah Yaman. Justru Saudi dan UEA-lah yang sejak lama sudah membagi-bagi tanah Yaman antara mereka.

Dewan Tinggi Politik Yaman sebelum ini dalam statemennya menegaskan, pihaknya menyambut baik tiap usaha tulus untuk mengurangi derita rakyat Yaman dengan cara mencabut blokade dan membuka kembali bandara serta pelabuhan tanpa batasan apa pun.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *