Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Rusia Kecam Aksi AS Curi dan Jarah Sumber Daya Suriah untuk Dukung Militan Anti Pemerintah

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sekali lagi mengecam kehadiran Amerika Serikat yang melanggar hukum di Suriah, mengatakan bahwa pasukan AS terus menjarah kekayaan negara Arab secara ekstensif untuk mendukung militan anti Pemerintah.

“Setiap saat, kami menegaskan ilegalitas dan ketidakabsahan kehadiran AS di wilayah Suriah, yang disertai dengan penjarahan sumber daya alam seperti ladang minyak dan tanaman pertanian,” kata Lavrov saat berpidato di Primakov Readings Forum, Rabu, kantor berita SANA melaporkan.

Dia menambahkan bahwa pasukan pendudukan AS menggunakan uang dari penjarahannya untuk mendukung gerakan separatis di tepi timur Sungai Efrat, merujuk pada militan Kurdi yang bersekutu dengan Washington.

Lavrov memperingatkan bahwa Amerika memainkan “permainan sangat berbahaya”, yang dapat menyebabkan konsekuensi buruk.

Amerika Serikat menginvasi Suriah pada tahun 2014, memimpin sejumlah sekutunya dengan dalih memerangi kelompok teroris Takfiri ISIS. Koalisi pimpinan AS mempertahankan kehadirannya, meskipun Suriah dan sekutunya, termasuk Iran dan Rusia, telah mengalahkan kelompok teroris pada akhir 2017.

Sejak mantan Presiden AS Donald Trump menjabat, Washington, menurut pengakuannya sendiri, telah terlibat dalam penyalahgunaan sumber daya minyak Suriah dan memperkuat militan Kurdi di Suriah timur untuk membantu pencurian minyak.

Dalam kolusi dengan apa yang disebut Pasukan Demokrat Suriah (SDF), AS terus menjarah kekayaan Suriah setiap hari dan mentransfernya melalui penyeberangan perbatasan yang ilegal mengacu pada hukum internasional dan resolusi PBB.

Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal al-Mekdad mengatakan bulan lalu bahwa Amerika Serikat terlibat dalam penjarahan luas sumber daya alam Suriah, dan juga memperkuat teroris untuk menggulingkan pemerintahan sah.

Menteri Perminyakan dan Sumber Daya Mineral, Bassam Tomeh juga mengatakan sebelumnya bahwa AS dan kelompok teroris Takfiri sekutunya menjarah sumber daya minyak di negara Arab yang dilanda perang itu, mengungkapkan bahwa Washington mengendalikan 90 persen cadangan minyak mentah di timur laut Suriah yang kaya minyak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *