Loading

Ketik untuk mencari

Oseania & Asia

Chomsky: Tak Sudi Tunduk di Depan AS, China Lebih Bernyali Ketimbang Eropa

Chomsky: Tak Sudi Tunduk di Depan AS, China Lebih Bernyali Ketimbang Eropa

POROS PERLAWANAN – Pemikir ternama AS, Noam Chomsky baru-baru ini dalam sebuah wawancara membandingkan sikap China dan negara-negara Eropa pro-AS terkait isu-isu global seperti JCPOA. Ia berpendapat bahwa China jauh berbeda dari negara-negara Eropa.

“China tidak sama seperti Eropa. Negara-negara Eropa mungkin saja akan marah jika AS memutuskan untuk membatalkan kesepakatan nuklir (JCPOA) dengan Iran dan menjatuhkan sanksi-sanksi berat untuk menghukum Iran. Mereka juga mungkin akan mengumumkan rencana untuk mencari cara-cara demi menghindari sanksi-sanksi AS yang mematikan.”

“Namun pada akhirnya, negara-negara Eropa akan menempuh jalan mereka tanpa program apa pun, serta tidak siap menanggung kemarahan ayah tiri mereka (AS), atau dijatuhi hukuman seperti dikeluarkan dari sistem finansial internasional yang dikontrol Washington,” tandas Chomsky.

Terkait perkembangan di Afghanistan dan peran China di negara itu, Chomsky mengatakan, ”Jika Afghanistan bisa selamat dari sanksi-sanksi AS, kemungkinan ia akan ikut dalam Organisasi Kerja Sama Shanghai yang bermarkas di China. Ia akan bergabung dengan Rusia, India, Pakistan, Iran, dan negara-negara Asia Tengah.”

“Mungkin saja China bisa mengubah ekonomi Afghanistan, dari ekspor obat terlarang di masa kekuasaan AS menuju eksploitasi sumber-sumber tambangnya demi kepentingan Beijing. Meski AS berusaha keras mencegah pengaruh ekonomi China, namun pengaruhnya tetap menyebar di Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, bahkan hingga ke pelataran senyap AS di Amerika Selatan,” imbuh Chomsky.

China sendiri kerap kali mendesak agar sanksi-sanksi AS atas Iran dicabut.

Beberapa waktu lalu, Staf Kemenlu China, Le Yucheng menyinggung peran konstruktif China dalam isu-isu penting global saat ini, termasuk program nuklir Iran dan runtuhnya hegemoni AS, terutama setelah angkat kaki dari Afghanistan.

“Kita memainkan peran unik dan konstruktif dalam isu-isu vital seperti Afghanistan, nuklir Iran, dan isu nuklir di Semenanjung Korea agar kita bisa melindungi stabilitas dan perdamaian regional,” kata Yucheng kepada CGTN.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *