Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Demi Minyak, Prancis Gelar ‘Karpet Merah’ untuk Bin Salman Pembunuh Khashoggi

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Presiden Prancis Emmanuel Macron banjir kecaman atas keputusannya untuk menyambut Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad Bin Salman, atas keterlibatan langsungnya dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Dengan melonjaknya harga energi akibat sanksi terhadap Rusia, tampaknya Paris telah diam tentang masalah hak asasi manusia di Arab Saudi.

Prancis terus berada di garis depan upaya Barat untuk menutupi kejahatan otokrat Saudi Mohammad Bin Salman, yang bahkan para pemimpin Barat percaya bahwa ia berada di balik pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Setelah pembunuhan itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah pemimpin Barat pertama yang mengunjungi House of Saud -Desember lalu- dan sekarang dia menggelar karpet merah untuk kunjungan pertama Putra Mahkota Saudi ke Eropa.

Kelompok hak asasi manusia dan politisi kiri mengkritik keras keputusan Macron, sama seperti mereka mengkritik pelukan mesranya dengan panglima perang Libya, Khalifa Haftar dan diktator militer Mesir, Abdel-Fattah El-Sisi pada 2020, serta penjualan senjata besar-besaran Macron kepada raja-raja Arab untuk perang brutal mereka melawan Yaman.

Klaim yang sudah lemah untuk mendukung hak asasi manusia di Timur Tengah menjadi semakin tidak relevan bagi para pemimpin Barat saat kampanye sanksi mereka terhadap Rusia secara dramatis menjadi bumerang terhadap ekonomi mereka sendiri.

Harga energi telah melonjak di Eropa, menyebabkan rekor inflasi, dan pemadaman energi membayangi musim dingin ini.

Pada awal tahun, tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan Prancis untuk tahun 2022 diperkirakan sebesar 4%. Pemerintah telah memangkas hampir setengahnya, dan itu bisa jatuh lebih dalam.

Baru seminggu yang lalu Macron menerima kepala Uni Emirat Arab, menandatangani perjanjian strategis untuk bekerja sama di sektor energi.

Kunjungan penguasa de facto Saudi ke Paris terjadi dua minggu setelah kunjungan ke Riyadh oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang mengingkari janjinya untuk menjadikan Arab Saudi sebagai “negara paria” karena pembunuhan Khashoggi.

Para analis mengatakan bahwa Barat menyerukan dukungan mereka terhadap monarki absolut yang brutal dan kediktatoran di Timur Tengah, menuntut agar mereka mengarahkan pasokan minyak dan gas mereka ke Eropa di tengah kerusuhan di Ukraina.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *