Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Dubes Palestina Tuntut Uni Eropa Ikut Bertanggung Jawab dan Lebih ‘Realistis’ Sikapi Nasib Palestina yang Masih Dijajah Israel

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Duta Besar Palestina untuk Uni Eropa (UE), Abdalrahim Alfarra meminta Brussel untuk mengambil pendekatan yang lebih “realistis” terhadap konflik Israel-Palestina, menyebut Eropa memikul tanggung jawab besar untuk menyelesaikan situasi tersebut.

Alfarra mengatakan kepada kantor berita Rusia Sputnik bahwa UE perlu “mengambil sikap yang lebih realistis” karena “memikul tanggung jawab besar” atas konflik yang sedang berlangsung antara Palestina dan rezim pendudukan.

“Uni Eropa-lah yang mendukung penyelesaian konflik berdasarkan keberadaan dua negara, tidak mengakui adanya perubahan perbatasan yang ada sebelum 1967, tidak menerima perubahan di Yerusalem [al-Quds],” katanya.

Jika negara anggota UE menolak mengakui negara Palestina, Alfarra mengingatkan, akan sangat sulit mencapai penyelesaian berdasarkan solusi dua negara.

Mengutip demonstrasi massa yang telah digelar di beberapa negara Eropa untuk mendukung Palestina, Alfarra mengatakan hal tersebut merupakan indikasi sikap masyarakat Eropa.

Pengeboman mematikan Israel di Jalur Gaza memicu protes di seluruh penjuru Eropa, tetapi aparat keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa di banyak kota, termasuk Paris, yang telah melarang unjuk rasa.

Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 174 orang, termasuk 47 anak-anak dan 29 wanita, di Gaza selama seminggu terakhir dan melukai hampir 1.000 lainnya.

Anggota parlemen Lebanon, Jamil al-Sayyed mengkritik Pemerintah Eropa karena mencegah warganya mengadakan demonstrasi pro-Palestina.

Dalam sebuah posting di media sosial pada Minggu, dia berkata, “Pemerintah Eropa tertentu mencegah demonstrasi untuk mendukung Palestina, dan beberapa dari mereka bahkan mendukung Israel dan mengibarkan benderanya di atas gedung-gedung institusi negara!”

“Ini menunjukkan kelemahan dalam pemerintahan yang membiarkan orang Yahudi sendirian selama era Nazi ketika orang Arab melindungi mereka. Anti-Semitisme dibuat di Eropa”, surat kabar online Lebanon, el-Nashra mengutip kata-kata anggota parlemen Lebanon itu.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa “tidak dapat diterima” bagi Pemerintah Eropa “untuk mencuci dosa-dosamu dengan darah orang Arab hanya untuk menenangkan Israel”.

Israel menduduki Yerusalem Timur (al-Quds), Tepi Barat, dan Jalur Gaza selama Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Militer Israel dan pemukim ilegal mengintensifkan pelanggaran terhadap warga Palestina di seluruh al-Quds, termasuk di kompleks Masjid al-Aqsa -situs tersuci ketiga umat Islam- selama bulan puasa Ramadan.

Pasukan rezim menyerang ribuan jemaah di kompleks tersebut, dan juga mencoba mengusir warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di al-Quds.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *