Loading

Ketik untuk mencari

Suriah

Erdogan Kirim Sinyal Positif ke Assad, Buka Opsi Revisi Hubungan dengan Suriah Usai Pemilu

Erdogan Kirim Sinyal Positif ke Assad, Buka Opsi Revisi Hubungan dengan Suriah Usai Pemilu

POROS PERLAWANAN – Presiden Turki, Recep Tayyid Erdogan pada Kamis 17 November menyatakan bahwa kemungkinan ia akan mengkaji pemulihan hubungan dengan Bashar Assad usai Pilpres dan Pemilu legislatif, yang akan diadakan Juni tahun depan.

Saat kembali dari KTT G-20 di Indonesia, Erdogan ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan Presiden Suriah. Ia mengatakan, ”Tidak ada perseteruan abadi dalam politik.”

“Setelah Pemilu 2023 Turki, kami bisa merevisi hubungan dengan Damaskus,” ujarnya, dikutip Fars dari al-Mayadeen.

“Kami ingin menjamin diadakannya pertemuan berulang antara pihak Rusia dan AS di Turki. Berdasarkan informasi yang diterima, AS dan Rusia tidak berniat menggunakan senjata nuklir,” imbuh Erdogan.

“Rusia dan AS sepakat soal larangan penggunaan senjata nuklir.”

Akhir-akhir ini, ada banyak laporan dan berita soal kemajuan proses dialog Suriah-Turki serta normalisasi hubungan kedua negara. Selain pernyataan dari orang-orang dekat Erdogan, Presiden Turki sendiri beberapa waktu lalu di Praha mengutarakan minatnya untuk bertemu Assad. Erdogan mengatakan, ia ingin bertemu Assad “di waktu yang tepat”.

“Hingga saat ini, pertemuan semacam ini tidak masuk dalam agenda. Namun kita tidak bisa berkata bahwa pertemuan dengan Assad mustahil bagi saya. Ketika saat yang tepat tiba, kami bisa bertemu dengan Presiden Suriah,” kata Erdogan.

Minat Pemerintah Turki untuk pemulihan hubungan, setelah 11 tahun berperan dalam menciptakan krisis di Suriah dan mendukung kelompok teroris, dikaitkan sejumlah analis dengan Pilpres 2023. Mereka berpendapat, Turki berusaha mengeluarkan diri dari Suriah, mengatasi masalah para pengungsi Suriah yang membuat rakyat Turki tidak senang, dan mengembalikan mereka ke Suriah.

Sehubungan dengan ini, Pemerintah Damaskus berkali-kali mengumumkan bahwa Turki di langkah pertama harus mengakhiri pendudukannya atas wilayah Suriah dan menarik dukungan untuk kelompok-kelompok teroris. Damaskus menegaskan, Kesepakatan Adana (1998) adalah kesepakatan terbaik untuk menyelesaikan masalah antara Suriah dan Turki.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *