Loading

Ketik untuk mencari

Iran

Gentar Saksikan Kemajuan Iran, AS-Israel Sengaja Berkomplot Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, seorang komentator politik Irak menyebut rezim Israel dan Amerika Serikat bekerja sama dalam tindakan sabotase yang menargetkan program energi nuklir Iran, menguraikan alasan di balik peran Washington dalam aksi terorisme nuklir tersebut.

“AS dan Israel bersama-sama berpartisipasi dalam serangan terhadap instalasi nuklir Iran,” kata Mo’ayyed Ali kepada Press TV dalam sebuah wawancara pada Rabu.

AS menargetkan program nuklir Iran “karena program ini membawa Iran ke puncak kemajuan”, dan Washington “gentar” oleh kemajuan Iran, katanya.

Ali menyebut AS sebagai “Biang Terorisme”, mencatat bagaimana aktivitas teror Washington yang berkisar dari mendukung kelompok ekstremis Takfiri hingga menyerang negara-negara non-blok yang menentang skema Amerika dan menjatuhkan sanksi kepada mereka.

Selain itu, AS yang bergulat dengan berbagai krisis di dalam negeri berusaha untuk mengguncang kawasan tersebut sehingga dapat menghancurkan kedaulatan dan keamanan negara-negara Kawasan dan mendapatkan dominasi atas sarana dan sumber daya mereka, kata Ali.

Washington dan Tel Aviv, di sisi lain, mencoba menggunakan serangan semacam itu untuk mencoba dan memicu Iranophobia dan melukiskan citra menakutkan dari kekuatan dan kemampuan Iran di mata beberapa negara lain, tambahnya.

Pada tahun 2011, AS dan Israel berkolaborasi dalam serangan siber terhadap program nuklir Iran, menggunakan malware yang disebut Stuxnet.

Teheran menganggap rezim Israel bertanggung jawab atas operasi yang menyebabkan terputusnya aliran listrik di seluruh instalasi fasilitas nuklir Natanz.

Para pejabat berwenang mengatakan insiden itu tidak menyebabkan korban jiwa, kerusakan atau komplikasi.

Ini bukan pertama kalinya rezim Israel mencoba memberi pengaruh buruk pada pekerjaan nuklir Iran.

Tahun lalu, Natanz menjadi sasaran ledakan di beberapa bagian instalasinya dalam “aksi teroris” yang diduga diatur oleh Tel Aviv. Rezim tersebut juga telah membunuh tujuh ilmuwan nuklir Iran di masa lalu.

Namun demikian, rezim pendudukan selalu menghindari pertanggungjawaban atas tindakan terorismenya di seluruh Kawasan serta program nuklir militernya sendiri, semua berkat perlindungan AS dari keharusan untuk memberikan jawaban kepada organisasi internasional atas masalah tersebut.

Pakar Irak tersebut menyesalkan bahwa banyak Badan Internasional “terikat dengan AS dan Israel dalam berbagai cara, dan telah menutup mata terhadap pihak-pihak yang memiliki senjata non-konvensional”.

Hal ini, lanjutnya, mempertegas standar ganda yang dianut oleh organisasi-organisasi internasional ketika diharapkan dapat memberi penyelesaian dalam berbagai kasus.

Ali menyatakan kepastian bahwa Iran sepenuhnya menyadari sifat sabotase baru-baru ini. Karena kesadaran inilah Republik Islam telah mengumumkan kesiapan untuk mulai memperkaya uranium pada tingkat kemurnian 60 persen sebagai tanggapan atas operasi AS-Israel.

“Kekuatan dan perlawanan Iran akan membuat semua plot musuh kalah,” Ali menyimpulkan.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *